Rekor Memilukan, Jepang Catat Kasus Siswa Bunuh Diri Tertinggi dalam Sejarah

Internasional

Rekor Memilukan, Jepang Catat Kasus Siswa Bunuh Diri Tertinggi dalam Sejarah

Tim detikHealth - detikJateng
Jumat, 03 Mar 2023 12:37 WIB
Ilustrasi bendera jepang
Rekor Memilukan, Jepang Catat Kasus Siswa Bunuh Diri Tertinggi dalam Sejarah. Bendera Jepang (Foto: Dok. Reuters)
Solo -

CATATAN: Informasi ini tidak untuk menginspirasi bunuh diri. Jika Anda memiliki pikiran untuk bunuh diri, segera cari bantuan dengan menghubungi psikolog atau psikiater terdekat. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami tanda peringatan bunuh diri, bisa hubungi Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes 021-500-454.

Jepang mencatat rekor memilukan di kasus bunuh diri pada siswa. Jepang mencatat kenaikan kasus bunuh diri pada siswa 39 kasus pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya.

Dari data Kementerian Pendidikan berdasarkan data beberapa statistik pemerintah, melaporkan jika pada tahun 2022 tercatat sebanyak 512 kasus siswa bunuh diri. Hal ini merupakan kasus tertinggi dalam sejarah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir detikHealth yang mengutip Japan Today, Jumat (3/3/2023), dari jumlah kasus bunuh diri tersebut 17 di antaranya merupakan siswa SD, 143 siswa SMP dan 352 siswa SMA. Bunuh diri yang dilakukan anak laki-laki sekolah menengah lebih tinggi, naik 38 menjadi 207 kasus. Sementara murid sekolah dasar yang dimaksud di Jepang berusia antara 6 dan 12 tahun.

Kasus siswa bunuh diri di Jepang ini rata-rata terjadi pada anak berusia 19 tahun ke bawah. Mengacu pada data Kementerian Kesehatan Jepang, mayoritas kasus bunuh diri disebabkan oleh kekhawatiran mereka mengenai kinerja akademik yang buruk, prospek karir yang buruk, dan stress perihal ujian masuk sekolah dan universitas.

ADVERTISEMENT

Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi Jepang menyebut angka kasus bunuh diri pada 2022 merupakan yang tertinggi sejak data pembanding tersedia pada 1980.

Kementerian menyusun data berdasarkan statistik dari Badan Kepolisian Nasional dan Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan.

Dari data tersebut, kasus bunuh diri paling banyak terjadi pada bulan Juni dengan 60 kasus, kemudian 57 kasus pada September, dan 47 kasus pada bulan Maret.

Melihat tingginya kekhawatiran siswa tentang nilai dan prospek karier yang paling buruk pada akhir tahun akademik Jepang pada Maret, Kemneterian Pendidikan akhirnya mengeluarkan pemberitahuan kepada Dewan Pendidikan Nasional pada Selasa (28/2). Mereka mendesak Dewan Pendidikan untuk memberikan bimbingan karier sebaik mungkin sebagai langkah waspada dan mengidentifikasi siswa yang menunjukkan tanda-tanda stres.

Kementerian juga meminta pihak sekolah menengah negeri untuk mengadakan survei. Tujuannya untuk memahami apa yang bisa mereka lakukan untuk mencegah bunuh diri dan bagaimana pihak sekolah menanggapinya jika terjadi kasus bunuh diri.

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di detikHealth dan ditulis ulang oleh Agustin Tri Wardani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(ams/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads