.webp)
Tanggul Daerah Aliran Sungai (DAS) Plumbon di Mangkang Kulon Semarang jebol hingga membuat belasan rumah kebanjiran. Warga menceritakan detik-detik jebolnya tanggul tersebut.
Tanggul itu jebol tepat di depan rumah Ketua RT 1/RW 1, Mangkang Kulon, Kumariyah. Saat itu, dia bersama suami dan anaknya sedang berada di dalam rumah.
Lalu, sekitar pukul 18.00 WIB, keponakannya datang rumah dan mengabarkan bahwa kondisi tanggul sudah kritis. Kumariyah sempat keluar dan melihat ada semprotan air keluar dari retakan di tanggul itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keponakanku itu datang 'Budhe itu talude sudah mau jebol' terus saya keluar. Terus masuk lagi, saya tutup pintu, otomatis tak tutup semua ternyata tutup belum selesai sudah tambah lebar jebolnya itu," ujarnya saat ditemui di depan rumahnya, Kamis (2/3/2023).
Dia pun hanya bisa terdiam di dalam rumah dan melihat air itu terus masuk. Diukur dengan tubuh Kumariah, air yang masuk mencapai setinggi paha.
"Masuk di dalam rumahku, kan yang dapur kan rendah ada tangga, yang lebih parah malah di dapur sampai di atas perut," imbuhnya.
Aliran air yang keluar dari tanggul itu juga cukup deras. Kumariyah menyebut batu-batu kali dan lumpur tebal sempat memenuhi jalan depan rumahnya.
Dalam datanya, ada sekitar 20 rumah terdampak. Namun, air tak masuk sampai ke dalam rumah karena warga sudah memiliki papan yang biasa digunakan ketika air sungai meluap.
"Ada juga langsung ditambaki kan warga itu sudah siap pakai papan gitu, jadi setiap rumah sudah siap papan sewaktu-waktu ada air meluap kita sudah siap," katanya.
Kumariyah menyebut bahwa retakan tersebut sebenarnya sudah diketahui lama oleh warga. Namun, tak ada yang menyangka bahwa tanggul itu akan jebol.
"Retak-retak sedikit tapi enggak nyangka seperti ini, sebenarnya sudah lama juga, tapi kita enggak mengira kalau sampai nyembur seperti ini, mungkin karena curah hujannya tinggi dua hari ini," pungkasnya.
Saat ini, dirinya sedang kebingungan untuk membersihkan dapur di rumahnya yang tergenang. Meski begitu, barang-barang di rumahnya kebanyakan sudah diselamatkan ke tempat yang lebih tinggi.
(aku/ahr)
