Jejak Ki Ageng Pandanaran di Perbukitan Bayat Klaten yang Ternyata Batuan Purba

Jejak Ki Ageng Pandanaran di Perbukitan Bayat Klaten yang Ternyata Batuan Purba

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Kamis, 02 Mar 2023 16:43 WIB
Bukit purba di Bayat, Klaten, yang dikeruk untuk proyek tol. Foto ambil Rabu (1/3/2023).
Bukit purba di Bayat, Klaten, yang dikeruk untuk proyek tol. Foto ambil Rabu (1/3/2023). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Beberapa titik di perbukitan Kecamatan Bayat, Klaten, ditambang tanah uruk proyek tol Jogja-Solo-Kulon Progo. Tidak hanya mengandung batuan purba yang langka, wilayah tersebut punya banyak sejarah dan legenda.

Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Pemkab Klaten, Sri Nugroho menjelaskan ada beberapa sejarah dan legenda. Mulai sejarah Ki Ageng Pandanaran sampai Syeh Domba.

"Kalau menurut data ya Ki Ageng Pandanaran itu, Bukit Sidoguro, Nyi Rakit sampai Syeh Domba ada. Kalau Ki Ageng Pandanaran sudah pasti sejarahnya tapi untuk Syeh Domba dan Nyi Rakit masih sebatas legenda," jelas Sri Nugroho kepada detikJateng di Pemkab, Kamis (2/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya sejarah dan legenda, terang Sri Nugroho, di kawasan Bayat terdapat beberapa cagar budaya. Yang paling terkenal adalah makam Sunan Pandanaran yang dikunjungi dari peziarah dari berbagai daerah.

"Yang sudah jelas itu makam Ki Ageng Pandanaran dan Masjid Golo. Masjid baru diajukan untuk diserahkan ke Klaten tapi kita masih menunggu Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK)," sambung Sri Nugroho.

ADVERTISEMENT

Untuk makam Syeh Domba dan Gunung Merak, kata Sri Nugroho, sejauh ini pihaknya belum bisa memastikan sebagai cagar budaya. Untuk itu setiap sarasehan, pihaknya menghimpun informasi masyarakat.

"Setiap sarasehan kita sampaikan itu, karena situs, sejarah dan legenda itu terus kita kumpulkan dari masyarakat. Karena kalau tidak disampaikan kita kurang informasi," papar Sri Nugroho.

Soal penambangan di perbukitan Bayat, sebut Sri Nugroho, pihaknya tidak mengetahui. Dinas Kebudayaan Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Pemkab Klaten, juga tidak diajak koordinasi.

"Sementara kami belum tahu ada penambangan, termasuk diajak koordinasi. Makanya jika ada sarasehan selalu kita sampaikan," ucap Sri Nugroho.

Terpisah, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) BPK Wilayah X, Deni Wahyu Hidayat menyatakan ada beberapa situs di bukit wilayah Bayat. Situs itu di bawah kewenangan BPK.

"Yang di bawah kewenangan BPK X situs makam bayat Ki Ageng Pandanaran, makam Syeh Domba. Untuk Masjid Golo sekarang sudah jadi kewenangan daerah (Disbudpora), berdasarkan hasil kajian BPCB waktu lalu. Untuk kegiatan tambang kami tidak diajak koordinasi," jelas Deni kepada detikJateng.

Sebelumnya diberitakan, beberapa bukit yang berada di Kecamatan Bayat, Klaten, saat ini dikeruk untuk digunakan sebagai uruk di proyek Jalan Tol Solo-Jogja-Kulon Progo. Ternyata, bukit-bukit tersebut menyimpan batuan purba berusia 100 juta tahun.

"Batuan-batuan yang ada di Bayat ini sangat langka. Yang kita lihat di depan ini, yang sekarang sedang ditambang itu batuan yang umurnya sekitar 98 juta atau 100 juta tahun lah," kata Kepala Stasiun Lapangan Geologi UGM, Didit Hadi Bariyanto saat ditemui di Desa Kebon, Bayat, Klaten, Rabu (1/3).




(ams/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads