Mahasiswa Unsoed Tewas di Gunung Slamet, Jalur Pendakian Guci Ditutup

Mahasiswa Unsoed Tewas di Gunung Slamet, Jalur Pendakian Guci Ditutup

Imam Suripto - detikJateng
Senin, 27 Feb 2023 10:43 WIB
Setelah setahun lebih Gunung Slamet berstatus Waspada Level II, kini kembali normal Level I. Namun kendati sudah normal, sejumlah pintu pendakian belum dibuka.
Mahasiswa Unsoed Tewas di Gunung Slamet, Jalur Pendakian Guci Ditutup. Gunung Slamet. Foto: Robby Bernardi
Tegal -

Seorang pendaki dari Unit Pandu Lingkungan (UPL) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto dilaporkan meninggal saat mendaki Gunung Slamet, Jawa Tengah. Kini jalur pendakian Gunung Slamet dari Pos Permadi Guci, Kabupaten Tegal, ditutup sementara.

"Untuk sementara jalur pendakian ditutup, karena cuaca buruk akibat sering ada hujan badai," kata Kepala Pos Pendakian Permadi Guci, Burhan, kepada wartawan, Senin (27/2/2023).

Burhan mengatakan, satu mahasiswa yang tewas pada Sabtu (25/2) itu berangkat dalam rombongan yang terdiri dari tujuh pendaki. Namun hanya empat orang yang naik hingga puncak Gunung Slamet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Empat pendaki ini semuanya laki-laki. Sedangkan dua pendaki lainnya perempuan, dan seorang laki-laki mendirikan tenda di pos lima," ujar Burhan.

Menurut Burhan, kegiatan pendakian yang dilakukan anggota muda UPL Mapala Unsoed itu digelar selama tiga hari pada tanggal 23-26 Februari 2023. Adapun tujuannya ialah jalur Permadi Guci-Gunung Malang, Purbalingga.

ADVERTISEMENT

Kapolsek Bumijawa AKP Mukmin mengatakan korban meninggal itu bernama Sadewa Natha Radya (19). Rombongan mereka mendaki Gunung Slamet melalui jalur pendakian Permadi Guci, Kecamatan Bumijawa, Tegal, pada Kamis (23/2/2023).

Korban meninggal dunia karena diduga mengalami hipotermia akibat terjebak hujan badai di pos lima pada Sabtu sore.

"Pada Sabtu malam, Pos Pendakian Permadi menerima informasi satu pendaki tewas di bawah puncak Gunung Slamet. Namun tim SAR baru melakukan evakuasi korban tewas pada Minggu," kata Mukmin, Senin (27/2/2023).

Proses evakuasi jenazah berlangsung dramatis karena petugas harus berjibaku di tengah hujan badai. Jenazah korban lalu dibawa ke RSUD Dokter Soesilo Slawi.

Selain korban tewas, ada satu lagi pendaki yang mengalami luka-luka. Korban luka tersebut sudah mendapat penanganan dari petugas Puskesmas Bumijawa.

"Korban ditemukan tewas oleh temannya pada Sabtu, tapi evakuasi baru dilakukan pada hari Minggu karena terkendala badai di puncak Gunung Slamet," ujar Mukmin.

Menurut Mukmin, tim SAR sempat kesulitan saat menandu jenazah korban. Proses evakuasi membutuhkan waktu sekitar enam jam.




(dil/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads