Korban Banjir di Jati Kudus Mengeluh Gatal-gatal

Korban Banjir di Jati Kudus Mengeluh Gatal-gatal

Dian Utoro Aji - detikJateng
Jumat, 24 Feb 2023 15:29 WIB
Petugas puskesmas memeriksa korban banjir di Kecamatan Jati, Kudus, Jumat (24/2/2023).
Petugas puskesmas memeriksa korban banjir di Kecamatan Jati, Kudus, Jumat (24/2/2023). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Kudus -

Para korban banjir di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, mengeluh mengalami sakit gatal-gatal karena genangan air banjir kotor. Banjir yang menggenangi permukiman selama dua bulan ini kembali naik imbas curah hujan tinggi.

"Kita dari Puskesmas mengadakan giat pengobatan gratis, giat ini sering dilakukan pada saat banjir dan pascabanjir," kata Kepala Tata Usaha UPT Puskesmas Jati, Slamet Hariyanto kepada wartawan ditemui di lokasi, Jumat (24/2/2023).

Dia mengatakan ada sekitar 35 warga yang diperiksa oleh petugas puskesmas di masjid yang berada di Dukuh Tanggulangin, Desa Jati Wetan. Kata Slamet warga mengeluh sakit gatal-gatal hingga hipertensi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk sementara ini dikeluhkan gatal-gatal, batuk, pilek, meriang dan hipertensi yang paling banyak diderita masyarakat pascabanjir," jelas Slamet.

"Tadi yang diperiksa ada sekitar 35 warga," Slamet melanjutkan.

ADVERTISEMENT

Slamet mengatakan warga diberikan pengobatan secara gratis. Rencananya, petugas juga akan keliling memeriksa warga yang terdampak banjir.

"Dan obat-obatan lengkap, khusus untuk penyakit pada umumnya diderita warga," terang Slamet.

Salah satu warga, Nur mengaku mengalami sakit gatal-gatal karena genangan banjir di rumahnya. Apalagi air banjir kata dia berwarna hitam dan kotor.

"Ya namanya banjir, ini sakit gatal-gatal karena memang kena air kotor kan itu, batuk pilek dan demam," jelas Nur ditemui di lokasi.

Nur mengatakan genangan banjir di desanya dua bulan ini belum sepenuhnya surut. Terutama saat ada hujan deras, genangan banjir kembali meninggi.

"Banjir sekitar dua bulan, ini naik lagi, kemarin surut ini banjir lagi," kata Nur.

Kesempatan yang sama Kepala Desa Jati Wetan, Agus Susanto mengatakan banjir di desanya hampir dua bulan. Banjir pasang surut di desanya. Menurutnya banjir lama karena beberapa faktor. Di antaranya pompa air tidak bekerja secara maksimal.

"Pompa sekarang dari PUPR dan Pemkab, tiga yang satu rusak dan yang satu sering aktif, ya kalau memang satu kurang maksimal," kata Susanto kepada wartawan ditemui di lokasi, Jumat (24/2/2023).

Susanto menjelaskan banjir kembali datang sekitar empat hari ini. Banjir disebabkan karena curah hujan tinggi sepekan ini. Akibatnya banjir meluap ke permukiman warga Desa Jati Wetan.

"Banjir mulai naik sekitar empat harian, sekitar satu Minggu, pintu dibuka turun sekitar empat hari tidak bisa dibuka dan curah hujan tinggi dan kembali airnya meningkat, sama empat hari ini," kata Susanto.

"Ketinggian di jalanan sekitar 40 sentimeter, yang di rumah ada yang mencapai 80 sentimeter, di sini sekitar 700 KK dan rumah ada 300 rumah terdampak," Susanto melanjutkan.




(ahr/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads