Sejarah Hari Istiqlal 22 Februari
Dilansir situs Rumah Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pemancangan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Presiden Sukarno pada 24 Agustus 1951, bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Gegara situasi politik yang kurang kondusif saat itu, pembangunan masjid ini tidak berjalan lancar. Setelah situasi politik mereda, pada 1966, Menteri Agama KH M Dahlan mempelopori kembali pembangunan masjid ini.
Selama 17 tahun kemudian, Masjid Istiqlal selesai dibangun. Dimulai pada tanggal 24 Agustus 1961, masjid ini diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978. Peresmian itu ditandai dengan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam.
Tanggal peresmian Masjid Istiqlal oleh Presiden Soeharto inilah yang menjadi dasar dipilihnya Hari Istiqlal diperingati tiap tanggal 22 Februari.
Lokasi Masjid Istiqlal
Dikutip dari situs petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id, Masjid Istiqlal beralamat di Jalan Taman Wijayakusuma No 1, Kelurahahan Pasar Baru, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
Kompleks Masjid Istiqlal berada di bekas Taman Wilhelmina, di timur laut lapangan Medan Merdeka yang di tengahnya berdiri Monumen Nasional (Monas).
Bangunan masjid seluas 2,5 hektare ini berdiri di atas lahan seluas 9,9 hektare. Sebelah barat Masjid Istiqlal berbatasan dengan Kanal Sungai Ciliwung dan Rel Kereta Api. Sedangkan sisi timur masjid ini berbatasan dengan Gereja Katedral dan Lapangan Banteng Utara.
Kisah Pembangunan Masjid Istiqlal
Dalam situs petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id disebutkan, Masjid Istiqlal adalah masjid negara Republik Indonesia yang terletak di pusat ibu kota Jakarta. Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban, seorang Kristen Protestan.
Selain untuk ibadah, masjid ini juga sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta.
Kebanyakan pengunjungnya wisatawan domestik dan sebagian wisatawan asing yang beragama Islam. Masyarakat non-Muslim juga dapat mengunjungi masjid ini setelah mendapat pembekalan informasi mengenai Islam dan Masjid Istiqlal. Namun, bagian yang boleh dikunjungi kaum non-Muslim terbatas dan harus didampingi pemandu.
Bagian-bagian Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal mampu menampung 200.000 jemaah. Terdapat tujuh pintu gerbang masuk ke dalam masjid. Ketujuh pintu gerbang itu dinamakan berdasarkan Asmaul Husna. Bangunan utamanya berdenah segi empat menghadap ke utara.
Bertingkat lima, tinggi gedung utamanya sekitar 60 meter. Sedangkan panjangnya 100 meter dan lebarnya 100 meter. Gedung utama masjid ini memiliki 2.361 tiang pancang. Di sebelah tenggara Masjid Istiqlal terdapat beberapa bangunan terbuka.
Gedung utama dengan ruang salat utama mengarah ke kiblat, sedangkan teras terbuka yang luas mengarah ke Monas. Masjid ini juga memiliki kubah besar, gedung pendahuluan, teras raksasa, koridor, menara, lantai dasar, dan berbagai sarana dan prasarana pendukung kegiatan Masjid Istiqlal.
Tiap peringatan hari besar Islam, Presiden RI mengadakan kegiatan di masjid Istiqlal. Festival Istiqlal pertama digelar pada 1991. Festival itu memamerkan seni dan kebudayaan Islam.
(dil/dil)