Masjid Annimah di Kelurahan Joyontakan, Kecamatan Serengan, Kota Solo menjadi lokasi pengungsian warga Joyontakan dan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Masjid yang terletak di simpang tiga Tanjunganom itu, sebenarnya juga terendam banjir, namun pada lantai 2 dan 3 masjid masih bisa digunakan.
Menurut Ketua RT 02/III, Suparno, warga yang mengungsi di Masjid Annimah merupakan warga dari RW 02 dan 03 Joyontakan. Namun, ada juga warga dari Kecamatan Grogol, seperti sebagaian warga Desa Ngasinan dan Tanjunganom yang juga mengungsi di masjid itu.
"Jumlahnya sekira 350 orang yang mengungsi disini," kata Suparno kepada detikJateng, Jumat (17/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menuturkan akibat hujan deras yang mengguyur Solo Raya pada Kamis (16/2), membuat Sungai Jenes dan Kaliwingko yang merupakan anak Bengawan Solo meluap.
Air mulai masuk rumah warga sekira pukul 14.00 WIB. Namun warga baru mengungsi pada sore harinya.
"Ini ketinggian air di kampung sudah mencapai 1,5 meter," ucapnya.
Selain sebagai lokasi pengungsian, halaman Masjid Annimah juga digunakan untuk dapur umum. Warga gotong royong memasak untuk kebutuhan para pengungsi.
"Dapur umum baru didirikan pagi tadi. Akan terus beroperasi selama masih ada pengungsi," ujarnya.
Meski demikian, untuk ibadah salat Jumat masih dilakukan di Masjid Annimah. Sebab, pengungsi masih bisa menggunakan bagian masjid yang lain, sehingga tidak mengganggu peribadatan.
"Kesepakatan dengan takmir masjid, nanti masih bisa digunakan salat Jumat. Karena masjid ini memiliki 3 lantai," ucapnya.
Dia menuturkan, kejadian banjir seperti ini terakhir terjadi pada tahun 2017 lalu. Namun, kejadian banjir paling parah terjadi pada tahun 2007.
Banjir hampir merata di Kelurahan Joyontakan, nampak tim SAR gabungan bersiaga di sejumlah kampung untuk membantu warga. Bahkan, relawan mengevakuasi seorang lansia yang sakit.
(sip/sip)