7 SD di Solo Jadi Tempat Pengungsian Korban Banjir

7 SD di Solo Jadi Tempat Pengungsian Korban Banjir

Tara Wahyu NV - detikJateng
Jumat, 17 Feb 2023 09:48 WIB
Warga tinggal di tenda pengungsian, Jumat (17/2/2023).
Warga tinggal di tenda pengungsian, Jumat (17/2/2023). Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng.
Solo -

Sejumlah Sekolah Dasar (SD) di Kota Solo digunakan untuk tempat mengungsi korban Banjir. Sedikitnya ada tujuh SD yang digunakan untuk mengungsi warga. Dengan kondisi darurat ini, untuk sementara para siswa menjalani kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).

"Tadi pagi yang menampung pengungsi SD Kalangan, Dadapsari, Gandean, SD Muhammadiyah 6 Kampung Sewu, SD Negeri Wiro Paten, SD Muhammadiyah 18 dan SD Negeri Joyotakan," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Dian Rienetta di Solo Safari, Jumat (17/2/2023).

Dian mengungkapkan, dari data yang ia terima ada satu sekolah yang terkena banjir yakni di SMP Negeri 6 Solo. Selain itu juga ada TK Pembina Jebres yang langsung diliburkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, untuk sekolah yang digunakan untuk mengungsi dan terkena banjir langsung diterapkan PJJ. Dengan begitu para siswa masih tetap bisa mengikuti pelajaran meski sekolah digunakan sebagai tempat pengungsian.

"Sekolah yang jadi tempat pengungsian kita langsung instruksikan PJJ, guru-guru juga kita WFH kan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Untuk kondisi SMPN 6, kata Dian, masih lumayan aman dan untuk ketinggiannya satu jengkal. Sementara itu, untuk buku-buku dalam kondisi aman.

"Masih banjir, tadi sampai tadi pagi masih lumayan satu jengkal ya kita misal kayak buku-buku termasuk langganan ya SMP Negeri 6 jadi untuk barang-barang elektronik sudah tidak ada yang di lantai bawah ya sudah dinaik-naikkan semua," pungkasnya.

Salah seorang warga yang mengungsi Suyono. Warga yang tinggal di RT 01, RW 01 Kampung Beton, Kelurahan Sewu, Jebres menceritakan mengenai detik-detik masuknya air hingga merendam rumahnya.

Suyono mengungkapkan air di Bengawan Solo mulai meluap sekitar pukul 19.00 WIB. Air yang masuk semakin deras dan meninggi sekitar pukul 21.00 WIB.

"Ini hitungannya deras sejak pukul 9 malam, ini juga masih deras airnya," katanya ditemui detikJateng di tanggul dekat rumah, Jumat (17/2/2023).

Dengan kondisi air yang semakin meninggi, Suyono pun tidak sempat menyelamatkan semua barang miliknya. Dia hanya mengamankan kendaraan dan surat-surat berharga saja.
Sedangkan barang-barang yang lainnya ia tinggal di rumah.

"Hanya kendaraan dan surat-surat berharga, televisi ditinggal, apa-apa ditinggal yang dibawa hanya barang berharga," tuturnya.




(apl/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads