Klaten Masih Banjir, Spillway WGM Dituding Jadi Pemicu

Klaten Masih Banjir, Spillway WGM Dituding Jadi Pemicu

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Kamis, 16 Feb 2023 11:03 WIB
SDN 1 Plosowangi, Kecamatan Cawas Klaten masih terendam air Sungai Dengkeng.
SDN 1 Plosowangi, Kecamatan Cawas Klaten masih terendam air Sungai Dengkeng. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng.
Klaten -

Debit air di Sungai Dengkeng, Klaten, Jawa Tengah berangsur surut setelah meluap dan menggenangi beberapa kecamatan. Meski begitu, genangan air masih terlihat di beberapa lokasi. Adanya pembukaan spillway Waduk Gajah Mungkur (WGM) Kabupaten Wonogiri dituding jadi pemicunya.

"Pembukaan waduk ikut berpengaruh. Genangan biasanya satu hari ini sampai dua hari belum hilang airnya," ungkap Diah Ani, guru SDN I Plosowangi, Kecamatan Cawas kepada detikJateng di lokasi, Kamis (16/2/2023) pagi.

Menurut Diah, banjir akibat luapan Sungai Dengkeng secara umum sudah surut. Hari Rabu (15/2) ketinggian mencapai satu meter tetapi ini sudah surut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemarin sampai 1-1,5 meter tapi ini sudah surut airnya. Siswa tapi tetap belajar daring, padahal biasanya cuma satu hari airnya hilang," kata Diah.

Sekolahnya, imbuh Diah, sudah langganan banjir saat hujan deras. Dalam bulan ini saja sudah 2 kali kebanjiran.

ADVERTISEMENT

"Ini kedua kali, pertama tanggal 3 Februari lalu dan kedua kemarin pagi. Tapi kali ini yang paling parah, sudah 2 hari belum hilang," imbuh Diah.

Pantauan detikJateng, di Desa Plosowangi air masih menggenang di sekolah, sawah dan jalan raya. Sedangkan di Desa Planggu, Pundungsari dan Gaden, Kecamatan Trucuk air sudah tidak ada di permukiman.

Di Desa Wiro, Paseban, Jotangan, Kebon, Beluk air sudah tidak ada di permukiman dan jalan. Hanya di perbatasan Desa Talang, Kecamatan Bayat dengan Desa Bawak, Kecamatan Cawas masih ada genangan karena posisinya persis di tepi sungai.

Di Desa Melikan, Kecamatan Wedi air masih merendam persawahan. Debit air Sungai Dengkeng di Jembatan Cawas sudah 1 meter di bawah jembatan.

Yakub, warga Desa Wiro menyatakan luapan kali ini yang paling parah. Biasanya tidak setinggi kemarin yang menimpa 5 RW.

"Ini yang paling besar yang kena 5 RW. Air melompat tanggul, " katanya.

Selengkapnya baca di halaman berikutnya....

Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Klaten, Sri Winoto menyatakan pembukaan waduk ikut berpengaruh. Selain itu karena curah hujannya juga tinggi.

"Ya keduanya, curah hujan tinggi dan waduk dibuka sehingga air dari Sungai Dengkeng tidak lancar masuk Sungai Bengawan Solo," jelas Sri Winoto kepada detikJateng.

Dari assassment TRC BPBD, ungkap Winoto, ada 4 kecamatan yang terjadi luapan. Mulai dari Kecamatan Bayat sampai Trucuk.

"Di Kecamatan Bayat ada 8 titik luapan, Cawas ada 4 titik luapan, Wedi ada 2 titik dan Trucuk 1 titik yang berdampak ke beberapa desa. Tidak ada korban dan tidak ada yang diungsikan," papar Winoto.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah desa di tiga kecamatan di Klaten terendam banjir luapan Sungai atau Kali Dengkeng. Tiga kecamatan tersebut antara lain Kecamatan Bayat, Trucuk dan Cawas. Selain merendam permukiman, banjir juga merendam jalan desa

Halaman 2 dari 2
(apl/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads