PT Jogja Solo Marga Makmur (JMM) selaku pengelola jalan Tol Jogja-Solo angkat bicara terkait protes warga Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo, Klaten. PT JMM menyatakan pembangunan terowongan sudah sesuai ketentuan berdasarkan kelas jalan.
"Perlintasan jalan itu berlokasi pada STA 11+221 Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulon Progo. Termasuk pada kelas jalan desa, sudah ada ketentuan tingginya. Standar ketinggian 3,6 meter," jelas General Manager Lahan dan Utilitas PT Jogja Solo Marga Makmur (JMM), Muhammad Amin dihubungi detikJateng, Selasa (14/2/2023).
Menurut Amin, jalan desa sendiri tidak diperuntukkan untuk kendaraan besar. Untuk kendaraan besar dapat dialihkan melalui jalan kabupaten atau provinsi atau nasional terdekat.
"Kendaraan besar dapat dialihkan melalui jalan kabupaten atau provinsi atau nasional terdekat. Sebelum box tunnel atau perlintasan jalan tersebut dibangun, terlebih dahulu telah dilakukan kegiatan perencanaan atau desain," terang Amin.
Pada saat pelaksanaan kegiatan perencanaan pembuatan desain, sambung Amin, PT JMM telah melakukan sosialisasi. Sosialisasi bahkan dilakukan dari tingkat desa sampai kabupaten.
"Sosialisasi dari tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten. Sampai terbitnya persetujuan dari Bupati Klaten terkait persetujuan hasil sosialisasi crossing jalan dan air pada Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulon Progo," papar Amin.
Bahkan, lanjutnya, secara teknis telah dilakukan pembahasan dan diperoleh kesepakatan. Baik tentang perlintasan jalan dan air di Desa Kahuman tersebut.
"Diperoleh kesepakatan, baik tentang perlintasan jalan dan air di Desa Kahuman tersebut. Yaitu antara PT Jogja Solo Marga Makmur, PT Adhi Karya, Tim Teknis Kabupaten Klaten, Kepala Desa Kahuman dan Camat Polanharjo," imbuh Amin.
Sebelumnya diberitakan, warga Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo, Klaten, memasang spanduk bernada protes di terowongan Tol Jogja-Solo yang sedang dibangun. Warga protes karena terowongan itu tidak bisa dilewati bus.
"Beberapa kali bus itu tidak bisa lewat situ. Terutama bus besar karena sekarang banyak kegiatan warga menggunakan bus," ungkap Ketua RT 1 Dusun Gridih, Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo, Syukron kepada detikJateng di rumahnya, Selasa (14/2) siang .
Spanduk warna kuning masih terpasang di dua ujung terowongan. Spanduk itu bertuliskan: 'Pak Jokowi... Pembangunanmu untuk kemajuan daerah bukan untuk mengisolir daerah, terowongan dibangun terlalu rendah, kendaraan besar tidak bisa melewati, banyak kepentingan warga Kahuman tidak bisa dilakukan karena pembangunanmu'.
(aku/rih)