Warga Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo, Klaten, memasang spanduk bernada protes di terowongan Tol Jogja-Solo yang sedang dibangun. Warga protes karena terowongan itu tidak bisa dilewati bus.
"Beberapa kali bus itu tidak bisa lewat situ. Terutama bus besar karena sekarang banyak kegiatan warga menggunakan bus," ungkap Ketua RT 1 Dusun Gridih, Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo, Syukron kepada detikJateng di rumahnya, Selasa (14/2/2023) siang .
Menurut Syukron, jalur yang dibangun terowongan itu merupakan jalan utama desa dan akses utama. Saat terowongan dibangun maupun sebelumnya, lanjut Syukron, warga tidak mendapatkan sosialisasi.
"Kami tidak tahu, warga sempat bertanya ke Kelurahan dan katanya sudah mengeluarkan surat sejak bulan November 2022 ke proyek tapi tidak ada tanggapan. Padahal di sini banyak sekolah SD dan SMP yang kegiatan sering menggunakan bus," papar Syukron.
Warga, lanjutnya, tidak mempersoalkan pembangunan jalan tol. Warga hanya berharap terowongan itu bisa dilalui semua kendaraan, termasuk bus besar.
"Kita tidak tahu teknisnya seperti apa, yang jelas harapan warga bus pun bisa lewat dan bisa diakses semua. Kalau tidak kan kasihan," imbuh Syukron.
Sekretaris Desa Kahuman, Matin Muhin membenarkan spanduk itu dipasang oleh warganya. Warga mengeluh karena bus besar tidak bisa masuk ke desanya.
"Kemarin ada bus beberapa kali tidak bisa masuk. Padahal itu (jalan terowongan) akses utama satu-satunya yang tembus ke jalan Jogja-Solo," ungkap Matin.
Terowongan tersebut, jelas Matin, ketinggiannya 3,6 meter. Untuk kendaraan biasa selain bus tetap bisa melintas asal tidak ada muatannya.
"Kendaraan biasa tidak masalah, truk jika tanpa muatan juga bisa lewat. Tapi kalau muatan, misalnya sekam juga tidak mungkin bisa," sambung Matin.
Pemerintah desa, lanjutnya, tanggal 28 November tahun lalu sudah melayangkan surat mempertanyakan masalah itu. Tetapi hingga kini pihaknya belum mendapat tanggapan.
Simak lebih lengkap di halaman berikutnya....
Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
(aku/sip)