Gunung bawah laut ditemukan di perairan Pacitan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). Berikut sejumlah fakta soal keberadaan gunung tersebut.
Dilansir detikJatim, Senin (13/2/2023), gunung bawah laut yang ditemukan di perairan Pacitan itu berada sekitar 200 kilometer di sebelah barat daya Kota Pacitan. Gunung itu memiliki tinggi 2.300 meter dari dasar laut. Diameternya sekitar 10 kilometer, kedalamannya antara 3-4 kilometer dari permukaan air.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum bisa menentukan apakah gunung di bawah laut Pacitan itu aktif atau tidak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari detikJatim, berikut 8 fakta berkaitan temuan gunung bawah laut tersebut:
1. Lokasi Gunung
Gunung bawah laut yang ditemukan di perairan Pacitan berada sekitar 200 kilometer di sebelah barat daya Kota Pacitan.
"Ya, betul. Sudah disampaikan kepada Bapak Bupati," kata Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Erwin Andriatmoko, Sabtu (11/2).
2. Ukuran Gunung
Sesuai data yang diperoleh dari BIG, gunung itu memiliki tinggi 2.300 meter dari dasar laut. Diameternya sekitar 10 kilometer. Kedalamannya antara 3 hingga 4 kilometer dari permukaan air.
"Sedangkan untuk aktivitasnya masih perlu diteliti," jelasnya.
3. Kemunculan Gunung
Mengutip penjelasan BIG, Erwin mengatakan bahwa kemunculan gunung bawah laut adalah efek tumbukan lempeng Indo-Australia di Samudra Hindia. Analisis itu didapat setelah BIG melakukan survei dan pemetaan. Proses terjadinya pun memakan waktu lama.
"Ibaratnya lantai karena ada desakan lalu ada yang menonjol. Hasil identifikasi para ahli yang paling besar berada di selatan Pacitan," paparnya terkait fenomena yang juga disebut 'roo rise' tersebut.
4. Tumbukan Lempeng
Pakar Geologi ITS, Dr Amin Widodo menganalisis proses terbentuknya gunung bawah laut baru itu. Dia memaparkan bahwa sepanjang 200 kilometer dari pantai di Jatim memang merupakan lokasi tumbukan lempeng. Lempeng Indo-Australia bertemu dengan lempeng Eurasia di Samudra Hindia.
"Lempeng Indo-Australia di Samudra Hindia itu itu menyusup di bawah Eurasia yang ada di Pulau Jawa. Karena mendorong, maka ada bagian yang bisa naik lebih cepat dibandingkan yang lain," papar Amin kepada detikJatim, Minggu (12/2).
Tumbukan lempeng itu membentang di sepanjang Pulau Jawa hingga Lombok.
"Lokasi tempat tumbukan lempeng tadi di sebelah selatannya semakin mendalam, kalau sebelah utaranya ke atas menimbulkan gundukan atau gunung," jelasnya.
"Di Google Maps itu bisa dilihat. Di bagian selatan itu ada yang warnanya biru gelap, di daerah itu adalah tumbukan yang menjorok ke bawah atau palung. Di dekatnya palung, ada yang naik," sebutnya.
Halaman selanjutnya, potensi ancaman dan status gunung.
5. Potensi Ancaman Gunung Bawah Laut
Pakar Geologi ITS, Dr Amin Widodo mengungkapkan perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah gunung bawah laut di Pacitan dapat mengancam atau tidak.
"Kalau kita pengin tahu ya ke sana langsung (untuk meneliti)," kata Amin.
Amin hanya mengingatkan ancaman yang bisa muncul dari sebuah gunung bawah laut. Yakni saat gunung itu longsor hingga memicu tsunami.
"Bahayanya itu kalau longsor seperti di Cianjur, ada gempa terus (gunung bawah laut) longsor. Nah, longsor gunung bawah laut itu bisa menimbulkan tsunami," ujarnya.
Tsunami yang ditimbulkan dari longsor gunung bawah laut bisa membahayakan karena muncul tanpa tanda-tanda atau peringatan.
"Tapi, ya, untuk memastikan gunung bawah laut yang ada di Pacitan itu harus dilihat dulu. Belum tahu juga gunung aktif atau tidak," ungkap Amin.
6. Kata PVMBG
Koordinator Gunung Api PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Oktory Prambada mengatakan bahwa gunung bawah laut yang ditemukan BIG di Pacitan itu tidak ada dalam database-nya.
"Kami tampung dulu itu, karena di dalam database kami tidak ada. Karena itu benar-benar baru," ujar Oktory ketika dimintai konfirmasi detikJatim, Senin (13/2).
Karena tidak ada catatan tentang gunung itu, Oktory menyatakan bahwa PVMBG juga belum bisa menentukan apakah gunung di bawah laut Pacitan itu aktif atau tidak.
"Kami perlu lihat dulu barangnya untuk menentukan itu," imbuhnya.