Kasus DBD di Klaten Renggut 2 Korban Jiwa

Kasus DBD di Klaten Renggut 2 Korban Jiwa

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Senin, 13 Feb 2023 11:38 WIB
Ilustrasi. Petugas Dinas Kesehatan Klaten melakukan fogging. Foto diunggah Senin (13/2/2023).
Ilustrasi. Petugas Dinas Kesehatan Klaten melakukan fogging. Foto diunggah Senin (13/2/2023). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten awal tahun 2023 memakan korban jiwa. Tercatat sudah ada dua pasien DBD meninggal dunia.

"Betul sudah ada dua pasien yang meninggal sampai pekan ini. Total 47 kasus meninggal dua orang di tahun 2023," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, Anggit Budiarto kepada detikJateng di kantor Pemkab Klaten, Senin (13/2/2023).

Anggit menjelaskan, dari sisi angka kasus kematian tahunan, tahun ini mengalami peningkatan. Sebab tahun 2022 lalu bulan Februari angka kematian masih nol.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahun lalu Minggu ke-3 dan ke-4 seperti saat ini belum ada kematian. Kemungkinan faktor cuaca yang hujan terus-menerus juga menjadi faktor pemicunya," terangnya.

Sementara itu, Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, Wahyuning Nugraheni mengatakan sampai Minggu ini ada dua kasus yang meninggal. Terakhir di Desa Candirejo, Kecamatan Ngawen.

ADVERTISEMENT

"Iya di Desa Candirejo positif DBD. Sudah dilakukan penyelidikan epidemiologi (PE) dan hasilnya memang DBD," jelas Wahyuning saat dimintai konfirmasi detikJateng.

Wahyuning menjelaskan total kasus DBD tahun 2023 sampai Minggu 5 (Januari-Februari) ada 47 kasus dengan dua kematian. Kematian di Minggu 2 dan 3.

"Total kasus 47 dengan kematian dua kasus pada Minggu ke-2 dan ke-3. Sedangkan pada tahun 2022 sampai Minggu ke-5 ada 56 kasus dan total kasus 2022 sebanyak 540 kasus dengan 24 kematian," paparnya.

Menurut Wahyuning, setelah kasus di Desa Candirejo, Dinas telah melakukan PE dengan melakukan pemantauan jentik. "Yang dilaporkan sudah di PE dan ditemukan jentik. Kita sudah sosialisasi juga ke masyarakat," imbuhnya.

Sementara itu Camat Ngawen, Ana Fajriah Hidayati mengatakan info dari bidan Desa Candirejo yang sudah dilaporkan ke Kepala Puskesmas, dari RS tempat dirawat menyatakan korban meninggal karena DBD. Pihak Kecamatan meminta ada gerakan PSN menyusul kasus tersebut.

"Kita sudah menyampaikan ke Desa dan PKK untuk gerakan PSN dan jumantik. PE dilakukan oleh Dinas Kesehatan," jelas Ana saat dimintai konfirmasi detikJateng.

Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap DBD. Penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypti itu bisa diantisipasi dengan pola hidup bersih, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di rumah, tempat-tempat umum, atau bangunan kosong di lingkungan sekitar.




(rih/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads