.webp)
Rombongan piknik asal Purworejo kecelakaan maut di Kebumen, Jawa Tengah. Akibatnya lima orang tewas dan 20 orang lainnya luka-luka.
Peristiwa nahas itu terjadi pada Jumat, 10 Februari 2023 petang. Rombongan pikap yang dikemudikan Tanuri (48) itu terjun ke jurang sedalam 50 meter tepatnya di jalan Tutugan, wilayah Desa Jintung, Kecamatan Ayah, Kebumen.
Dalam peristiwa itu dua balita turut menjadi korban. Beruntung kedua balita Muhammad Zain Alzaka (3) dan Nasyama Gina Engelika (3) berhasil selamat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nahas, ibu dan nenek Nasyama tewas dalam kecelakaan maut di Kebumen itu. Balita malang itu pun kehilangan ibunya Endang Puspitowati (38) dan neneknya Harningsih (55).
 Suasana rumah duka korban kecelakaan maut di Kebumen asal Desa Kedung Kamal, Sabtu (11/2/2023). Foto: Rinto Heksantoro/detikJateng |
Suasana haru pun mengiringi pemakaman lima orang korban kecelakaan maut di Kebumen itu. Keempat korban yang masih sekeluarga asal Desa Kedungkamal, Kecamatan Grabag, dimakamkan di pemakaman desa setempat. Sementara itu, Mulyani dimakamkan pemakaman Desa Rowobayem, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo.
"Poniyem dimakamkan di pemakaman Sipanggung sedangkan Harningsih, Endang Puspitowati dan Suwarti dimakamkan di pemakaman Ratan Turi. Mereka masih keluarga. Untuk yang satunya warga Rowobayem dimakamkan di sana (Rowobayem)," kata kerabat korban, Sukristiawati (38) kepada detikJateng usai pemakaman di Desa Kedungkamal, Sabtu (11/2/2023).
 Pemakaman korban kecelakaan maut pikap asal Purworejo di Kebumen. Foto diunggah Sabtu (11/2/2023). Foto: Rinto Heksantoro/detikJateng |
Peristiwa itu pun menyisakan duka bagi sanak saudara terutama keluarga dekat. Mereka kehilangan keluarganya.
 Pemakaman korban kecelakaan maut pikap asal Purworejo di Kebumen. Foto diunggah Sabtu (11/2/2023). Foto: Rinto Heksantoro/detikJateng |
Terpisah, Sarnoto (76) yang merupakan orang tua sopir mobil yang selamat, Tanuri (48) menuturkan sebelum peristiwa nahas itu terjadi, ia mempunyai firasat yang kurang baik.
"Sebelum terjadi musibah, koyone pikiran mboten penak (kayaknya pikiran tidak enak). Anak saya itu sebelumnya kok rasanya seneng terus gitu, makan-makan sama teman-temannya juga, tapi saya kok rasanya malah aneh dan nggak enak," ucapnya.
(ams/ams)
