Hujan deras kemarin menyebabkan 77 hektare sawah padi di Kabupaten Klaten terendam banjir. Sawah yang terendam banjir itu berada di tiga wilayah kecamatan.
"Data sementara sawah terdampak bencana banjir total 77 hektare. Di Kecamatan Cawas 6 hektare, Trucuk 17 hektare, dan Wedi 54 hektare,'' kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Pemkab Klaten, Widiyanti, saat dihubungi detikJateng via telepon, Jumat (3/2/2023).
Widiyanti mengatakan tanaman padi yang terendam itu ada yang berumur 24 hari sampai 70 hari setelah tanam. Sebagian besar tanaman padi itu dalam fase vegetatif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita lakukan pemantauan 3 hari ke depan. Kalau surut segera, tanaman masih tetap hidup, dan setelah 3 hari baru kita bisa melihat seberapa besar dampaknya," jelas Widiyanti.
Salah seorang petani di Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno, Tari, mengatakan sawah terendam banjir setelah hujan pada Kamis (2/2) sore sampai tengah malam.
"Tanggul yang baru ditambal jebol lagi. Yang paling besar kali ini, sebelumnya tidak segini," kata Tari saat ditemui detikJateng di sawahnya.
Menurut Tari, luapan banjir hampir setiap tahun terjadi di desanya. Jika permukaan Sungai Birin naik tinggi, ujar dia, dipastikan sawah-sawah bakal terendam.
"Kalau sungai naik pasti terendam. Ini tanaman sudah sebulan umurnya mau berbuah, jadi ruginya pupuk. Tapi kalau mati ya jutaan rupiah," ucap Tari.
Seorang warga Desa Mlese, Kecamatan Gantiwarno, Parjo, juga mengatakan banjir luapan terjadi tiap tahun.
"Kalau musim hujan sudah pasrah, karena di sini banyak sungai dan saluran besar, mau bagaimana lagi," kata Paijo saat ditemui detikJateng.
Sementara itu Pj Kades Ngandong, Edy Priyatna mengatakan tanaman padi yang terdampak banjir di Ngandong dan sekitarnya seluas 15 hektare.
"Ada yang mau panen dan sedang berbuah. Tapi ada juga yang baru tanam. Semoga segera surut," kata Edy kepada detikJateng di Dusun Bometen.
(dil/ahr)