Patung Bung Karno di pintu masuk gedung Grha Bung Karno yang dibangun Pemkab Klaten dengan anggaran Rp 90 miliar jadi sorotan. Patung proklamator tersebut dinilai tidak proporsional bentuknya.
"Masyarakat kecewa sekali karena tokoh proklamator divisualkan dalam bentuk yang tidak proporsional. Dilihat langsung saja ke lokasi," ungkap Wakil Ketua DPRD Klaten, Marjuki kepada detikJateng, di kantor DPRD Klaten, Jumat (3/2/2023).
Marjuki menyatakan masyarakat wajar kaget dengan patung Bung Karno di depan pintu gedung Grha. Sebab, masyarakat selama ini sudah hapal dengan lekuk tubuh Bung Karno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masyarakat itu kan sudah familiar dengan foto Soekarno jadi tahu lekuk lekang wajah, proporsi tubuh, tangan sampai baju Bung Karno. Ketika divisualkan dalam bentuk patung tapi tidak sesuai dengan yang dihafal maka kecewa," jelas Marjuki.
Menurut Marjuki, jika ukuran kursi kebesaran maka tubuh tidak boleh kebesaran. Oleh kareanya bila tubuh sudah proporsional maka jas tidak boleh kebesaran.
"Jas tidak boleh kebesaran karena Soekarno nggak pernah memakai jas yang ukurannya kebesaran. Masyarakat mengerti betul baju yang biasa dipakai kaya apa, gaya dan sorot mata Soekarno kaya apa, wajah seperti apa, sedang baca, sedang pidato masyarakat hapal betul itu karena (Soekarno) sudah di hati masyarakat,'' papar Marjuki.
![]() |
Untuk itu, sambung Marjuki, pemerintah harus bertanggung jawab dan penyedia jasa bisa mengubah patung itu lebih baik. Tujuannya agar kekecewaan masyarakat bisa terobati.
"Harus didudukkan siapa yang bertanggung jawab. Kekecewaan hati masyarakat harus diobati, diobati dengan performa patung yang sebagus mungkin, wong di dekatnya ada patung Soekarno yang bagus kok, jadi ketika di sampingnya ada yang tidak bagus pasti tahu," terang Marjuki.
Patung Bung Karno di gedung itu, imbuh Marjuki, hampir seluruhnya kurang proporsional. Mulai dari wajah sampai bajunya.
"Itu menurut saya tidak ada yang proporsional. Dari wajah, bentuk badan, kursi, tangan kemudian baju, menurut saya ya diganti," tambah Marjuki.
Selengkapnya kata seniman di Klaten soal patung itu.
Seniman Klaten, Ansori menyatakan patung Bung Karno yang baru itu kurang proporsional. Patung itu sepertinya sangat dipaksakan.
"Dari sisi kemiripan juga kurang mirip, dari sisi proposional juga kurang proporsional. Menurut saya kok itu dipaksakan," jelas Ansori yang juga seorang pelukis dan pelukis mozaik.
Menurut Ansori, di sebelah patung tersebut padahal sudah ada patung yang bagus di depan terminal Ir Soekarno Tetapi disayangkan ada patung serupa yang tidak mirip.
"Di terminal sudah ada. Kenapa harus ada lagi patung serupa yang jauh dari kemiripan dan proporsional," imbuh Ansori.
Untuk diketahui, Gedung serbaguna yang dibangun Pemkab Klaten, Jawa Tengah, senilai Rp 90 miliar itu semula akan dinamakan Grha Megawati. Bupati Klaten Sri Mulyani menyampaikan alasan bangunan itu menjadi Grha Bung Karno.
"Yang kemarin latah kan Grha Megawati. Tapi biar itu menjadi sebuah kawasan yang menyatu antara Ir Soekarno, jalannya dan terminalnya, saya namai dengan Grha Bung Karno," ungkap Sri Mulyani kepada wartawan di pendapa Pemkab Klaten, Senin (1/8/2022).