Kisah Sunoto Petarung MMA Asal Blora hingga Dijuluki The Terminator

Kisah Sunoto Petarung MMA Asal Blora hingga Dijuluki The Terminator

Achmad Niam Jamil - detikJateng
Senin, 30 Jan 2023 23:03 WIB
Petarung MMA asal Blora, Sunoto saat ditemui di rumahnya. Foto diunggah Senin (30/1/2023).
Petarung MMA asal Blora, Sunoto saat ditemui di rumahnya. Foto diunggah Senin (30/1/2023). Foto: Achmad Niam Jamil/detikJateng
Blora -

Sunoto, petarung Mixed Martial Arts (MMA) asal Blora, mendapat julukan The Terminator. Ternyata perjalanan Sunoto berliku untuk mencapai titik saat ini.

Pria kelahiran tahun 1985 ini tinggal di Desa Jepangrejo, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora. Sejak kecil memiliki hobi olahraga dan menjadi seorang petarung ialah pilihannya.

Sunoto tinggal di rumah sederhana yang terbuat dari kayu berlapis pelitur. Tampak di depan rumah terparkir mobil merah dan hammock.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Foto-foto pertandingan Sunoto terpajang di dinding rumah serta sejumlah medali dan sertifikat memenuhi isi lemari. Terlihat tumpukan matras di sudut rumah.

Di atasnya terdapat pula foto-foto saat Sunoto memperoleh kalung medali usai memenangkan pertarungan. Juga ada bodi protektor dan beberapa peralatan latihan tersimpan di lemari kaca tersebut.

ADVERTISEMENT

Pendidikannya sempat terputus di jenjang SMP lantaran permasalahan ekonomi. Beberapa tahun kemudian ia melanjutkan studinya ikut program sekolah paket C.

"Dulu basic dari keluarga kurang mampu. Bahkan sekolah saja sempat terputus. Akhirnya kita merantau ke Surabaya," kata Sunoto ditemui di rumahnya, Senin (30/1/2023).

Foto-foto pertandingan Sunoto petarung Mixed Martial Arts (MMA) asal Blora, terpajang di dinding serta sejumlah medali dan sertifikat memenuhi isi lemari. Foto diunggah Senin (30/1/2023).Foto-foto pertandingan Sunoto petarung Mixed Martial Arts (MMA) asal Blora, terpajang di dinding serta sejumlah medali dan sertifikat memenuhi isi lemari. Foto diunggah Senin (30/1/2023). Foto: Achmad Niam Jamil/detikJateng

Ia lulus SMPN 3 Blora tahun 2000, kemudian memutuskan untuk merantau di Surabaya tahun 2003. Dia bekerja ikut orang di tempat laundry sekitar dua tahun. Dalam kesibukannya bekerja ia tetap meluangkan waktunya untuk berlatih bela diri.

"Di sana sambil tetap latihan. Karena hobinya di olahraga. Kerja di laundry, bantu-bantu, cuci karpet, baju, terus ngirim-ngirim gitu," ucap pria berusia 38 ini.

Sunoto mengaku sempat pernah mendirikan usaha bisnis laundry dengan rekannya, hasilnya keteteran karena dia sibuk di dunia olahraganya. Entah bertanding voli atau bela diri.

"Sama teman partner bikin usaha sendiri. Mungkin karena hobinya di olahraga, malah laundry-nya keteteran. Pernah ikut lomba tarkam (antar kampung) voli bola plastik di Sidoarjo juga," jelasnya.

Pada tahun 2011 ia mendapat tawaran di Jakarta untuk berlatih MMA. Di sana ia bertemu pelatih Jujitsu dari Brasil dan muay thai dari Thailand.

"Tim DKI ada yang punya camp MMA. Terus mereka nawarin saya mau nggak pindah ke Jakarta berlatih MMA. Karena sudah hobi dan di Surabaya belum ada, tanpa pikir panjang saya langsung pindah ke Jakarta," terangnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Mengawali karier di dunia bela diri, Sunoto berlatih taekwondo. Kemudian ia mengembangkan ilmunya dengan berlatih bela diri campuran. Hasil kerja getolnya dalam berlatih, menjuarai berbagai ajang pertandingan.

Sekira tahun 2012 ia mulai bertarung di atas ring. Pertama duel di Bandung Fighter Club (BFC), kedua di Lindu Aji Championship, dan yang ketiga Sunoto masuk One Championship.

"Saat ini di One Championship orang Indonesia yang terbanyak menang itu saya. 10 kali kemenangan di One Championship," jelasnya.

Julukan The Terminator

Sunoto mendapat julukan 'The Terminator', ide dari teman-temannya. Ia dipandang atlet yang kerap bertanding dan tak mudah lelah. Dalam satu bulan ia bisa bertanding hingga tiga kali.

Sunoto dianggap menyerupai sosok aktor dalam film action The Terminator yaitu Arnold Alois Schwarzenegger. Sehingga ia mendapat julukan tersebut.

"Kamu itu kayak robot saja, orang kok nggak ada capeknya. Kebetulan face muka saya katanya mirip Arnold. Ya udah kamu nickname pakai Terminator saja," ucapnya menirukan teman-temannya.

Ia pernah dijuluki The Doctor sebelum dijuluki The Terminator. Lantaran saat berproses di Jakarta selain sering berlatih, juga sering didatangi orang untuk berlatih kepadanya. Dia mengibaratkan orang yang yang berlatih kepadanya ialah pasien dan dia dokternya yang melatih.

"Dulu awalnya The Doctor. Karena ngajar di camp Jakarta kayak dokter, banyak orang datang minta latihan. Memang setiap hari kita latihan dan sambil melatih," ungkapnya.

Baginya, tidak ada musuh yang terberat untuk dihadapi, semua relatif sama. Tinggal persiapan fisik mental dan nasib yang menentukan. Seantero Asia hampir ia ketahui karakter petarungnya. Dia agak kewalahan ketika bertemu lawan dari Philipina dan Jepang.

"Pernah persiapan matang 100 persen lah, tinggal seminggu cedera. Kalau Asia itu Filipina, Jepang, itu agak sulit. Mereka lebih berkembang, di sana pertarungan sudah menjadi industri," terangnya.

Foto-foto pertandingan Sunoto petarung Mixed Martial Arts (MMA) asal Blora, terpajang di dinding serta sejumlah medali dan sertifikat memenuhi isi lemari. Foto diunggah Senin (30/1/2023).Foto-foto pertandingan Sunoto petarung Mixed Martial Arts (MMA) asal Blora, terpajang di dinding serta sejumlah medali dan sertifikat memenuhi isi lemari. Foto diunggah Senin (30/1/2023). Foto: Achmad Niam Jamil/detikJateng

Saat ini dia fokus di rumah yang berada di desa. Ia tinggal bersama anak dan istrinya. Sang Terminator ini melepas masa lajangnya, menikah dengan Zulaihah pada tahun 2010 dan memiliki seorang anak bernama Aurelia Ratu Hafshoh (7) yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Di daerah tersebut meskipun masuk wilayah Kecamatan Blora namun susah sinyal. Sunoto sampai membeli modem untuk bisa mengakses internet.

Kegiatan olahraga di desa bersama anak-anak muda Desa Jepangrejo hampir setiap hari dia ikuti. Misalnya bulutangkis dan voli. Dia juga pernah menjadi Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) di bawah naungan Bawaslu. Terkadang dia juga ikut membantu orang tuanya beternak sapi dan kambing.

"Kadang iseng-iseng ya ikut di sawah, ngarit," ucapnya.

Dia juga membuka pelatihan MMA di rumahnya. Beberapa atlet didikannya dipersiapkan untuk ajang Porprov Jawa Tengah pada Agustus di Blora.

"Sementara kita fokus di Porprov dan Prapon. Karena Blora jadi tuan rumah Porprov Agustus nanti. Saya juga ikut tanding," jelasnya.

Menjadi atlet putra daerah yang go internasional, Sunoto alias The Terminator turut bangga bisa mengharumkan nama Indonesia khususnya di Blora Mustika.

Selain bangga menjadi atlet yang sering menorehkan medali di One Championship, ia juga prihatin dengan dunia olahraga di Indonesia yang kurang mendapat perhatian. Padahal ia menilai banyak potensi, namun terkendala masalah finansial.

"Saya merasa kurang sih, kalau olahraga di Indonesia, terutama Blora ya. Misal dari segi SDM, pembinaan, kepedulian pemerintah terhadap olahraga itu masih sangat kurang," keluhnya.

Besar harapannya, dunia olahraga di Blora hingga Indonesia berkemajuan.

"Semoga nanti akan muncul lagi bibit-bibit yang lebih bagus lagi biar bisa mengangkat nama baik Blora. Semoga support pemerintah juga lebih. Kalau ada semangat dari masyarakat, atlet, kemudian pemerintah juga support akan lebih baik dan berkembang lagi," harapnya.

Halaman 2 dari 2
(rih/rih)


Hide Ads