Wanita ODGJ di Semarang Hamil 8 Kali: 2 Kali Menikah-5 Kali Dilamar

Wanita ODGJ di Semarang Hamil 8 Kali: 2 Kali Menikah-5 Kali Dilamar

Afzal Nur Iman - detikJateng
Kamis, 26 Jan 2023 17:59 WIB
Lonely girl sitting on the floor
Ilustrasi. Wanita ODGJ di Semarang Hamil 8 Kali: 2 Kali Menikah-5 Kali Dilamar. (Foto: Getty Images/D-Keine)
Semarang -

Tak hanya pernah dua kali menikah, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Semarang, SS (42) yang hamil 8 kali, ternyata pernah dilamar 5 pria. Bahkan, pernah ada bujangan yang menyatakan serius ingin menikahi SS.

Hal itu diceritakan oleh Las (42) yang merupakan adik sepupu SS. Kelima pria itu menyatakan ingin menikahi SS saat kedapatan sedang berduaan di rumah SS.

"Kalau yang kepergok itu, yang mau bertanggungjawab itu mungkin ada empat, lima," katanya saat ditemui di rumahnya, Kecamatan Mijen, Semarang, Kamis (26/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, kelimanya menyatakan serius ingin menikahi dan menafkahi SS. SS justru menolak dengan marah-marah kepada mereka.

"Ada loh anak bujang dia ngotot di tempat Pak RT, 'saya tuh mau tanggung jawab, saya mau nikahi dia', tapi dia marah-marah terus," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Sebelum mengalami gangguan jiwa SS memang pernah berkeluarga secara normal dengan seorang pria selama di Jakarta. Lalu, setelah di Semarang, SS juga tercatat pernah menikah siri dan memiliki anak yang sekarang berusia 4 tahun.

Las menyebut, pria yang menikahi SS secara siri itu juga sempat kembali untuk meminta rujuk. Namun, melihat SS yang baru melahirkan, rencana untuk rujuk akhirnya gagal.

"Yang nikah siri itu kan anaknya dibawa dia, itu kembali lagi mau rujuk lagi gitu, tapi ya karena SS kaya gitu to, abis lahiran akhirnya enggak jadi lagi," katanya.

Dia sendiri tak tahu alasan mengapa beberapa pria itu ingin menikahi SS. Namun, dia menyebut bahwa SS memang cantik saat mudanya. Orang yang baru kenal tak akan mengira bahwa SS mengalami gangguan jiwa.

"Kalau soal itu eggak tahu pertimbangan mereka apa, kalai soal cantik ya memang cantik, bersih," katanya.

SS memang masih tergolong muda saat mengalami gangguan jiwa dan kembali ke Semarang dari perantauannya di Jakarta. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan Tambangan, Ratna Herawati mencatat SS ke Semarang sekitar 18 tahun lalu yang artinya masih berumur 24 tahun.

"Menurut keluarga juga pernah kerja di klub-klub malam seperti itu, begitu pulang sudah dalam kondisi depresi terus dia pikirannya sudah enggak nyambung," katanya.

Selain SS, ada satu orang lain yang mengalami gangguan jiwa usai pulang dari Jakarta dan bekerja di tempat yang sama seperti SS. Namun, orang itu hanya diam di rumah dan tidak meresahkan.

"Sama kondisinya tapi dia nggak ngamukan dia anteng kalau ada keinginan apa itu baru dia teriak-teriak, enggak meresahkan, tetangga juga maklum," jelasnya.




(aku/sip)


Hide Ads