Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Semarang inisial SS (42) menjadi sorotan usai diketahui pernah delapan kali hamil tanpa diketahui siapa yang menghamili. SS ternyata sudah menunjukkan gejala gangguan jiwa saat bekerja di Jakarta.
Salah satu keluarga SS, Las (42) juga tidak tahu mengapa kakak sepupunya bisa mengalami gangguan jiwa. Namun, SS dipulangkan dari Jakarta karena pernah mengamuk di rumah kakaknya.
"Main di kontrakan kakaknya itu barang-barang dibanting, diberantakin semua, terus dia diantar pulang sama kakaknya, udah dari situ," ujar Las saat ditemui di rumahnya, Kecamatan Mijen, Semarang, Kamis (26/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Las menyebut SS dipulangkan sekitar tahun 2004-2005. Kala itu, SS pulang ke Semarang bersama kakaknya, sedangkan suami beserta anaknya yang di Jakarta dikabarkan sudah pulang kampung lebih dulu.
"Sama-sama merantau, cuma SS yang kerja suaminya suruh momong, terus gimana ceritanya (bisa gangguan jiwa) juga nggak tahu," ujarnya.
SS pun diketahui sudah beberapa tahun berada di Jakarta dan bekerja di sebuah klub malam. Usai pulang ke Semarang, dia tinggal bersama ayahnya.
Selama di Semarang, SS disebut sudah menunjukkan tanda-tanda gangguan jiwa seperti suka mengamuk dan tidak nyambung saat diajak berbicara. Pernah satu waktu SS juga menganiaya ayahnya menggunakan senjata tajam.
Karena meresahkan, SS lalu dibawa ke rumah sakit jiwa (RSJ) oleh warga. Namun, akhirnya pulang sendiri.
"Dulu kan waktu itu dibawa ke RSJ sama warga karena itu nganiaya bapaknya. Dibawa ke RSJ entah itu dipulangkan, entah kabur, nggak tahu juga, dari RSJ juga nggak mencari. SS pulang sendirian nggak bawa apa-apa," katanya.
Meski begitu, Las menyebut SS masih bisa mengurus dirinya sendiri. Bahkan, secara sepintas orang tidak akan mengira bahwa SS memiliki gangguan jiwa.
"Iya kalau yang sudah mergokin beberapa kali kan tahu, kalau nggak ya waras-waras saja," ujarnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Seperti diketahui, dari 8 kehamilan SS, 6 di antaranya tidak diketahui siapa yang harus bertanggung jawab. Kini, SS tengah hamil kedelapan kalinya dengan usia kandungan 8 bulan.
SS diketahui pernah menikah secara resmi dan berpisah dengan suaminya sejak anak pertamanya berumur 3 tahun. Alasan suaminya pergi adalah karena sikap dan ucapan SS yang mulai tidak terarah.
Saat ini, SS dibawa ke Yayasan Fajar Berseri untuk dirawat dan direhabilitasi. Kasi Tuna Sosial dan Perdagangan Orang (TSPO) Dinas Sosial Semarang, Bambang Sumedi menyebut keluarga menyambut baik hal itu.
"Keluarga juga senang SS ke Bekasi itu. Di sana pun kelihatannya dia manut, tidak memberontak," ujar Bambang, kemarin.