Samini memiliki kisah tersendiri hingga berhasil mencapai nilai IPK 3,97 dan membuatnya dinobatkan sebagai wisudawan terbaik Unsoed hari ini. Kuliah di masa pandemi COVID-19, Samini pernah dihadapkan kesulitan sinyal saat kuliah daring.
"Di masa pandemi kemarin karena di tempat saya itu kan kondisi sinyalnya kurang stabil jadi itu yang menjadi salah satu kendala saya," katanya saat dihubungi detikJateng, Selasa (24/1/2023).
Karena itu, dia harus mencari-cari tempat agar perkuliahannya bisa berjalan lancar. Tak jarang Samini harus menumpang di rumah temannya atau belajar di kebun agar tak ketinggalan mata kuliah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya kalau kepepet waktunya ke luar rumah, kebun gitu buat cari sinyal. Kalau waktunya masih agak lama buat kuliah ya pergi ke tempat teman atau kampus," jelasnya.
Kesempatan berkuliah memang tak disia-siakan oleh Samini. Meski berasal dari keluarga sederhana, dia berhasil mengalahkan wisudawan Unsoed ke-147 yang lain dari segi prestasi.
Beruntung, anak dari pasangan Nasam yang merupakan buruh di peternakan ayam petelur dan Nasiyah buruh di pabrik makanan ringan itu punya semangat kuat. Dia tak memilih mengundurkan niatnya berkuliah saat dia merasa ragu. Tekadnya melanjutkan kuliah di tengah keterbatasan ekonomi akhirnya terbayar.
"Karena orang tua saya itu kan bukan orang tua yang berada, sedangkan kuliah harus sedia banyak uang apalagi di universitas negeri, ketakutan orang tua saya itu yang membuat saya ragu," kata Samini.
Samini pun berpesan kepada para mahasiswa atau calon mahasiswa yang memiliki keterbatasan ekonomi agar tidak ragu untuk kuliah.
"Terutama masalah biaya mungkin bisa usaha lagi dengan mencari beasiswa karena sekarang itu sangat mudah mendapatkan beasiswa kalau mau berusaha. Jadi sebisa mungkin, harus punya value jadi agar layak untuk mendapat beasiswa," pesannya.
(apl/ahr)