Pemkab Boyolali memperketat lalu lintas hewan ternak untuk mengantisipasi penyebaran penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). Tim gabungan melakukan pemeriksaan terhadap sapi di pasar hewan.
Seperti hari ini, tim gabungan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin), Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan), Satpol PP, dan PMI, melakukan pemeriksaan di Pasar Hewan Jelok, Cepogo.
Sapi-sapi yang mau masuk pasar diangkut mobil pikap maupun truk diperiksa satu per satu. Sapi-sapi itu juga disemprot disinfektan oleh petugas PMI. Sapi yang ditemukan gejala klinis ke arah LSD, langsung dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, petugas kesehatan hewan Disnakan juga memberikan vaksin dan pengobatan. Belasan ekor sapi terpaksa diputar balik karena bergejala klinis LSD.
"Sudah ditemukan empat sampai lima armada diminta putar balik. Karena sapi bergejala LSD. Dicek secara klinis oleh Disnakan," kata Plt Kepala Disdagperin Boyolali, Arief Gunarto kepada para wartawan di sela-sela kegiatan, Senin (16/1/2023).
Petugas PMI melakukan penyemprotan disinfektan terhadap sapi-sapi itu.
"Paling tidak agar lalat yang membawa virus LSD mati dan tidak menghinggapi sapi di pasar. Karena perantara penyakit ini dari lalat dan caplak," imbuh dia.
Hingga pukul 10.00 WIB, ditemukan sekitar 18 sapi dengan gejala LSD. Sapi-sapi tersebut berasal dari lokal Boyolali. Temuan sapi yang mengalami LSD itu kemudian diminta putar balik.
Pemeriksaan sapi-sapi di pasar hewan ini dilakukan untuk memastikan sapi yang masuk pasar bebas LSD. Hal ini karena seluruh pasar hewan di Boyolali sudah dibuka bebas.
Sementara itu Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati mengungkapkan hingga saat ini sudah menerima 580 laporan dugaan LSD. Dari jumlah tersebut yang dinyatakan positif LSD sebanyak 32 ekor.
Sisanya, gejala klinis yang mengarah LSD, kemudian yang sudah sembuh 20 ekor. Disnakan terus membuka hotline aduan untuk PMK dan LSD.
"Vaksin LSD kita 3.700 sudah terdistribusi. Tapi yang menyampaikan ke kami (laporan vaksin LSD) lebih dari 2.000. Kita sudah minta lagi ke Provinsi, tapi belum (turun)," kata Lusia.
Pihaknya juga melakukan pengetatan pasar hewan karena tak ingin mengulang kejadian saat PMK. Antisipasi dilakukan di pasar agar penyebaran terkendali. Begitu ada temuan klinis, langsung ditindaklanjuti dengan pengobatan.
(rih/apl)