Puluhan pedagang kaki lima (PKL) di pinggir jalan menuju Pasar Pengging, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, diminta masuk ke kompleks Pasar Pengging. Penertiban PKL ini dilakukan tim gabungan dari UPT Pasar Pengging, Satpol PP Kecamatan Banyudono, serta Polsek dan Koramil Banyudono.
Pantauan detikJateng di lokasi, para PKL itu berjualan di jalan Jembungan-Dukuh menuju Pasar Pengging. Ada berbagai macam dagangannya, mulai dari barang elektronik, peralatan perkebunan, tali, aki, hingga burung. Ada pula penjual jasa reparasi kompor hingga jasa pengisian lagu berformat MP3 dan MP4.
"Penertiban ini kami lakukan karena mereka jualan di bahu jalan dan ada yang sampai badan jalan. Juga ada aduan dari masyarakat," kata Kasubag Tata Usaha (TU) UPT Pasar Pengging, Banyudono, Mardiyono, Rabu (11/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mardiyono mengatakan, jalan tersebut sudah dilebarkan agar lalu lintas lancar. Karena badan jalan sisi kanan dan kiri dipakai untuk jualan, jalan pun menyempit.
"Ditakutkan terjadi sesuatu yang tidak baik untuk pengguna jalan, kan repot. Macet juga, itu memang aduan dari masyarakat. Kita memang tanggung jawab menata pedagang," jelasnya.
Menurut Mardiyono jumlah PKL di jalan itu semakin menjamur, sehingga perlu ditertibkan untuk memindahkan pedagang masuk ke pasar.
Mardiyono menambahkan, di dalam pasar masih ada tempat dan pengunjungnya juga terbilang ramai. Penertiban ini dilakukan bertahap. Sebelum melakukan penertiban, pihaknya sudah menyurati para PKL.
"Jumlahnya sekitar 40 pedagang. Kita sudah surati duluan sejak seminggu lalu untuk pindah sesuai tempatnya. Rencananya mereka akan kami kumpulkan ke tempatnya. Yang penting pedagang mau masuk dulu," ujar dia.
Untuk mengantisipasi pedagang kembali ke jalan atau muncul pedagang baru, pihaknya akan rutin patroli, khususnya setiap hari pasaran yaitu Pahing dan Wage.
"Ini nggak berhenti hari ini saja. Tiap pasaran kita akan keliling terus untuk penertiban dan pembinaan," lanjut dia.
Salah satu PKL barang elektronik asal Tulung, Klaten, Dava mengaku sudah berjualan di pinggir jalan Jembungan-Dukuh sejak setahun lalu. Dia berjualan tiap pasaran Wage dan Pahing. Dia berjualan dari pukul 08.00 WIB hingga siang.
"Kalau pasaran bisa laku Rp 200 ribu, itu kalau pas ramai. Saya pertama jualan juga di sini. Saya di sini juga bayar retribusi Rp 2.000 per hari," kata Dava.
(dil/sip)