Rumah mewah milik Bu Eny yang sempat terbengkalai di Cakung, Jakarta Timur, kini kembali terpasang listrik. Para pegawai PLN patungan untuk biaya pemasangan tersebut.
Pada awalnya, pihak PLN berencana menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk pemasangan itu. Namun karena harus lalui prosedur, para pegawai lantas memutuskan untuk patungan menggunakan dana pribadi.
"Soal biaya saya koreksi, kemarin kita coba CSR cuma agak panjang prosedurnya jadi patungan aja dari pegawai," kata General Manager PLN UID Jakarta Raya Doddy B Pangaribuan dikutip dari detikNews, Senin (9/1/2023).
Menurut Doddy, mereka memiliki beberapa alasan sehingga rela patungan untuk memasang listrik di rumah yang ditinggali Bu Eny bersama anaknya yang bernama Tiko itu.
"Karena memang saya udah perintahkan gimana caranya CSR, habis kelamaan ya udah kita pakai (uang) teman-teman patungan, karena alasan kemanusiaan," tambah dia.
Saat ini, listrik yang terpasang di rumah yang cukup besar itu memiliki daya 900 watt. Nantinya, tidak semua ruangan akan teraliri listrik.
"Yang ruangan mereka pake aja. Ruang tempat tidur yang dipake aja ya, sama ruang dapur kali ya. Saya ga sampe detail. Pokoknya kebutuhannya 900 watt gitu aja," terangnya.
Mengenai kemungkinan untuk menambah daya listrik di rumah tersebut, Doddy mengaku belum memikirkannya. Selain mempertimbangkan masalah prioritas, pihaknya juga harus mengecek instalasi listrik secara menyeluruh di rumah itu.
"Apakah layak misalnya kita narik kabel ke langit-langit rumah atau ke dalam jadi pekerjaannya besar sekali. Nah ini yang menjadi fokus PLN bagaimana sekarang mereka dapat hidup menikmati listrik meskipun hanya ruangan terbatas," terangnya.
Kisah Tiko dan ibunya, Eny menarik perhatian masyarakat belakangan ini. Tiko merawat ibunya di sebuah rumah mewah yang terbengkalai tanpa listrik dan air selama bertahun-tahun sejak 2010.
(ahr/rih)