Sumur dan berbagai benda kuno ditemukan di Dusun Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten. Terungkap, warga juga sempat menemukan batuan mirip manik-manik di sekitar lokasi.
"Penemuan manik-manik itu sekitar tujuh tahun yang lalu. Saat itu saya menggali tanah untuk membuat batu bata," ungkap Ketua RT 44 Dusun Karanggotan, Desa Mranggen, Pardi (49) kepada detikJateng, Sabtu (7/1/2023) siang.
Saat itu, jelas Pardi, dirinya menggali tanah dengan kedalaman sekitar 1,5 meter. Cangkulnya mendadak menghantam benda yang ternyata kendi dari tanah liat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kendi sudah hancur, tapi ukurannya cuma kecil, tidak ada warna. Di dalamnya ada barang itu (manik-manik) yang lalu saya simpan," papar Pardi.
Selain kendi itu, Pardi tidak menemukan barang lain di lokasi. Manik-manik itu disimpannya sampai sekarang.
"Tidak ada barang lain dan saya simpan. Belum pernah diteliti," imbuh Pardi.
Manik-manik itu, jumlahnya 28 butir. Ukurannya ada yang besar dan ada yang kecil-kecil.
"Ukurannya ada yang besar dan kecil. Sudah ada lubang untuk tali mungkin," tambah Pardi.
Pantauan detikJateng, manik-manik tersebut berwarna merah kecokelatan. Ada yang berbentuk bulat seperti butiran tasbih tetapi ada yang memiliki lima sisi dengan panjang sekitar 2 sentimeter.
Diwawancarai terpisah, Kades Mranggen, Misran, menyatakan banyak ditemukan benda-benda kuno di tempat itu. "Selain sumur ada guci, tulang, pipisan, batu bata dan banyak lagi. Satu diamankan di rumah Mas Pupun, ada juga di rumah Pak Harun," jelas Misran.
Sebelumnya diberitakan, sebuah sumur dan harta karun kuno ditemukan di Dusun Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten. Harta karun tersebut diduga peninggalan abad 8-10 Masehi.
"Periodisasi temuan diperkirakan berasal dari era Mataram kuno. Abad 8-10 Masehi," kata Kabid Kebudayaan Disbudporapar Pemkab Klaten, Widowati kepada detikJateng di kantornya, Kamis (5/1).
"Kedalaman belum diketahui karena masih tertutup tanah. Di lokasi juga ditemukan benda lain berupa batu pipisan, gerabah, batu bata bergambar, dan lainnya," imbuh Widowati.
(aku/aku)