Sebuah tatanan (struktur) batu bata kuno ditemukan warga di Dusun Nglumbang Dungik, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Klaten. Tatanan batu bata ditemukan warga saat membajak sawah.
Pantauan detikJateng di lokasi, tatanan batu bata merah tersebut berada di timur situs Nglumbang Dungik. Posisinya lebih rendah dan berada di tepi jalan.
Di sekeliling temuan struktur bata kuno itu merupakan lahan tanaman padi. Batu bata berukuran panjang 36 cm dan tersusun berderet membentuk persegi menyerupai pondasi bangunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ditemukan hari Senin kemarin saat adik saya membajak sawah terkena batu bata. Ditemukan pagi hari," kata Ketua Kelompok Pelestari Cagar Budaya Nglumbang Dungik, Agus Purwonugroho kepada detikJateng di lokasi, Jumat (6/1/2023).
Dijelaskan Agus, setelah terhantam bajak, adiknya melaporkan temuan itu ke dirinya. Setelah dicek ternyata tatanan batu bata itu berbentuk persegi.
"Bentuknya persegi dan ukuran batu batu bata tebalnya sekitar 10 sentimeter. Temuan itu saya informasikan ke komunitas cagar budaya kabupaten," papar Agus.
Menurut Agus, lokasi temuan tersebut berjarak 175 meter dari situs Nglumbang Dungik. Struktur batu bata itu menyerupai pondasi bangunan.
"Menyerupai pondasi bangunan di kedalaman tanahnya sekitar 10 sentimeter dari sawah. Untuk sementara tidak ditanami dulu," kata Agus.
Terpisah, Humas Komunitas Pecinta Cagar Budaya (KPCB) Klaten Hari Wahyudi mengatakan dirinya telah mengecek lokasi dan benar ada tatanan batu bata struktur. Setelah itu dilakukan pengerukan manual.
"Kita lakukan pengerukan manual bersama warga secara pelan-pelan. Setelah itu ditemukan struktur batu bata ukuran 3x 3,8 meter orientasi ke arah utara-selatan," papar Hari kepada detikJateng di lokasi.
Menurut Hari, selain struktur batu bata kotak itu di lokasi juga ditemukan batu pintu bangunan atau candi (doorpel). Doorpel itu terbuat dari batu andesit.
"Doorpel itu ditemukan di utara struktur tersebut. Panjangnya 80 sentimeter dengan bahan batu andesit tetapi tidak ada ornamen seperti kala pada umumnya," ucap Hari.
Kabid Kebudayaan Disbudporapar Pemkab Klaten, Widowati mengaku sudah mendapat laporan temuan itu. Namun temuan itu tidak dilaporkan secara tertulis.
"Yang laporan KPCB melalui WA ke sub koordinator sejarah cagar budaya dan permuseuman. Sudah dilaporkan ke BPK (balai pelestarian kebudayaan) juga informasinya," terang Widowati saat dimintai konfirmasi detikJateng.
(ams/dil)