Tentang Ibu Eny Pemilik Rumah Mewah Terbengkalai yang Viral

Nasional

Tentang Ibu Eny Pemilik Rumah Mewah Terbengkalai yang Viral

Tim detikNews - detikJateng
Jumat, 06 Jan 2023 15:29 WIB
Bu Eny itu siapa? Ibu Eny adalah pemilik rumah mewah yang terbengkalai di Jakarta Timur. Ia diketahui hanya tinggal bersama satu anaknya di rumah tersebut.
Rumah mewah Ibu Eny yang viral. Foto: Ilham/detikcom
Solo -

Publik dihebohkan dengan kisah viral Ibu Eny pemilik rumah mewah terbengkalai di Jakarta Timur. Ibu Eny diketahui hanya tinggal bersama satu anaknya, Tiko, di rumah tersebut.

Dikutip dari detikNews, Jumat (6/1/2023), berikut sederet hal yang diketahui soal Bu Eny.

Bu Eny Alami Depresi

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibu Eny Sukaesi dan anaknya hanya tinggal berdua di sebuah rumah mewah tanpa air dan listrik di Cakung, Jakarta Timur. Rumah itu terletak di Kompleks PLN Klender, Jl. Peron Nomor 48, Jakarta Timur.

Dikutip dari Antara, Ibu Eny mengalami depresi sejak tahun 2010 akibat ditinggal suami. Saat ini, Ibu Bu Eny dirawat di RSKD Duren Sawit untuk mendapatkan penanganan medis.

ADVERTISEMENT

"Dilayani dengan baik dikonsultasikan ke dokter ahli jiwa. Saat ini dalam penanganan medis dan pendampingan oleh dokter psikiater," kata Direktur RSKD Duren Sawit, dr Nikensari Koesrindartia, dikutip dari Antara, Jumat (6/1).

Salah satu tetangga bernama Fadly Hariadi menceritakan sosok Ibu Eny. Ibu Eny disebut memiliki interaksi sosial yang tinggi.

"Ya dulu kayak masyarakat umumnyalah, interaksi sosialnya tinggi," kata Fadly, Kamis (5/1).

Warga Sempat Beri Bantuan

Warga sekitar sempat membantu menyambungkan listrik ke Ibu Eny. Penyambungan tersebut hanya di satu ruangan.

"Sempat waktu itu, sebelum rumah ini dibangun ada rumah yang dijual. Ini membantu menyambungkan untuk satu ruangan saja," kata Ibu RT 06 RW 02, Jatinegara, Cakung, Ina Sunarsih, Kamis (5/1).

"Untuk penerangan kan besar sekali, nggak mungkin semuanya. Karena kan untuk pembayaran listriknya mungkin ya. Yang penting Tiko dan ibunya ada penerangan," imbuhnya.

Namun, aliran tersebut terhenti karena Ibu Eny menolak bantuan tersebut. Penerangan Ibu Eny sempat menggunakan lilin.

"Tapi setelah berjalannya waktu ibunya marah-marah ke tetangga yang sebelah. Akhirnya diputus kembali," ujar Ina.

"Kemudian setelah tidak ada penerangan listrik dibantu dengan lilin," sambungnya.

Selain bantuan listrik, warga juga sempat memberi bantuan uang dan sembako. Namun, bantuan itu dihentikan karena warga merasa Tiko, anak dari Ibu Eny harus hidup mandiri. Akhirnya, Tiko dipekerjakan sebagai petugas keamanan di perumahan tersebut.

Tiko atau Pulung Mustika Abimanyu adalah anak satu-satunya dari Ibu Eny. Menurut Ina, Tiko adalah anak yang pintar.

"Tiko itu termasuk murid yang pintar, ya, jadi dia dapat SMP-nya negeri. Pasti nilainya tinggi," kata Ina.

Namun, Tiko harus berhenti sekolah karena kendala biaya.

"Tapi lama-kelamaan (akhirnya putus sekolah) karena kondisi mungkin buat ongkosnya," ujarnya.

Penuturan Tiko anak Ibu Eny, di halaman selanjutnya.

Baik warga maupun guru SMP Tiko sempat mengusahakan agar Tiko melanjutkan sekolah. Tetapi, bantuan tersebut ditolak oleh Ibu Eny karena ingin selalu dekat dengan Tiko.

"Sebetulnya dari guru-guru SMP-nya pun sudah ada wali kelasnya yang bantu untuk tas seragam ada yang bantu," paparnya.

"Dari warga juga sempat mau bantu untuk sekolah, tapi sama ibunya ditolak karena nggak mau jauh-jauh dari Tiko," imbuhnya.

Penuturan Tiko

Setelah putus sekolah, Tiko harus merawat ibunya. Ia mengatakan sempat berjualan gorengan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama sang bunda.

"Aku memang kan mama sebelum kondisinya separah ini emang masih ada usaha dagang gorengan jadi aku keliling jualan," kata Tiko kepada wartawan, Kamis (5/1).

Namun, setelah kondisinya Ibu Eny memburuk, pihak RT menawari Tiko untuk bekerja sebagai sekuriti kompleks. Tiko sudah bekerja selama empat tahun.

"Semakin ke sini, mama kondisinya semakin buruk, jadi aku ditawarin lingkungan Pak RT untuk jadi sekuriti setempat di sini," ungkap Tiko.

Tiko berjuang seorang diri selama 12 tahun untuk merawat ibunya yang mengalami depresi. Ia menceritakan awal mula merawat Ibu Eny pada tahun 2010.

"Awalnya Papa pergi, Ibu tinggal sendiri dan kondisi Ibu kan seperti itulah ya, kejiwaannya depresi atau seperti apa. Setelah itu aku ngurus Ibu, berdua saja, maksudnya aku tinggal sama Ibu berdua," kata Tiko.

Tiko tidak mengetahui secara pasti mengapa ibunya mengalami depresi. Dia menduga kondisi kejiwaan ibundanya terguncang karena kondisi ekonomi dan ditinggal suami.

"Mungkin karena kepergian Papah dan kondisi yang begitu mendadak kolaps usahanya," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(rih/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads