Peristiwa Kerusuhan 27 Juli alias Kudatuli pada tahun 1996 membuat Wiji Thukul hidup dalam pelarian. Wiji Thukul meninggalkan istrinya, Dyah Sujirah atau Sipon, agar tidak ditangkap.
Wiji Thukul merupakan penyair, sekaligus aktivis asal Solo. Karyanya yang menyindir pemerintah sangat keras, hingga dia bergabung dengan Partai Rakyat Demokratik (PRD).
Saat peristiwa Kudatuli, sejumlah aktivis PRD diburu. Wiji Thukul yang dalam hidup dalam pelarian, mencuri-curi kesempatan saat bertemu dengan Sipon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahun 1998, Wiji Thukul dinyatakan hilang. Kakak ketiga Sipon, Sarijo mengatakan sejak saat itu Sipon terus mencari keberadaan sang suami.
"Berusaha mencari sampai beberapa puluh tahun. Sampai sekarang dia sudah pupus," kata Sarijo saat ditemui di rumah duka di Kampung Kalangan, RT 01/14, Kelurahan Jagalan, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Kamis (5/1/2023).
Hingga akhir hayatnya, Sipon meyakini jika jasad suaminya berada di pantai selatan. Hal itu berdasarkan informasi dari adiknya, yang membantu mencari dengan jalan gaib.
"Dibilangin jasad suaminya di segoro kidul, dia sering ziarah ke sana. Saya nggak larang," ucap Sarijo.
Sarijo mengatakan Sipon merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Orang tuanya memberikan nama Dyah Sujirah.
Namun karena sering sakit-sakitan, orang tua angkatnya mengganti namanya dengan Sipon.
"Istilahnya kalau orang kuno dulu diruwat lah. Kan hal itu sudah biasa," ucapnya.
Sipon lahir dan tinggal di Jagalan. Kecintaannya terhadap seni, mempertemukannya dengan Wiji Thukul. Keduanya pun menikah, dan dikaruniai dua orang anak.
Selama menikah, Sipon selalu setia mendukung apapun yang dilakukan suaminya. Bahkan saat mereka berada dalam kondisi sulit.
"Di manapun dia support suaminya, meskipun sehari makan, sehari nggak makan, pindah-pindah, ngontrak-ngontrak, tapi tetap setia. Dari dulu pendiriannya tetap kuat," ujarnya.
Hal itu membuatnya selalu bangga kepada adiknya itu.
"Saya bangga terhadap Sipon dan Wiji Thukul, saya pribadi menganggapnya sebagai pahlawannya orang-orang kecil," pungkasnya.
(ams/apl)