Istri penyair Widji Thukul, Siti Dyah Sujirah yang akrab disapa Mbak Pon atau Sipon meninggal dunia setelah terkena serangan jantung, Kamis (5/1/2023). Berikut secuil kisah tentang Mbak Pon sebelum Wiji Thukul hilang pada akhir Orde Baru.
Dikutip dari buku 'Wiji Thukul Teka-teki Orang Hilang' (PT Gramedia, 2013), Sipon menikah dengan Wiji Thukul pada Oktober 1988. Mereka menikah di Kantor Urusan Agama Jebres, Solo dengan diarak belasan becak dari rumah Sipon yang berjarak sekitar 1 kilometer.
Keduanya kemudian tinggal di Desa Kalangan. Setahun kemudian, Sipon melahirkan putri pertamanya yang diberi nama Fitri Nganthi Wani. Lima tahun kemudian, Sipon melahirkan putranya yang diberi nama Fajar Merah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski Wiji Thukul saat itu sudah dikenal sebagai seniman dan penyair, Sipon mengatakan suaminya itu bukanlah sosok yang romantis. Malah Sipon banyak diajak berdiskusi tentang kehidupan rakyat miskin.
Saat itu Sipon membuka usaha jahit pakaian dan cukup laris. Wiji Thukul disebut sering membantu Sipon menggunting pola-pola pakaian di sela kegiatannya berkesenian.
Meski sudah berkeluarga, Wiji Thukul saat itu tak kendur menyuarakan penderitaan rakyat miskin dengan cara ngamen puisi keliling. Thukul juga mendirikan Sanggar Suka Banjir di rumahnya. Nama unik tersebut berkaca dari kondisi permukiman mereka yang kerap dilanda banjir.
Karena kesibukannya di dunia aktivis, Wiji Thukul mulai jarang pulang sejak 1994. Saat itu Thukul bersama Jaringan Kesenian Rakyat (Jaker) bergabung dengan Partai Rakyat Demokratik (PRD).
Pada Agustus 1996, Thukul diburu aparat. Sebab, PRD saat itu dituding terlibat dalam penyerangan markas PDI di Jakarta Pusat yang kini dikenal dengan peristiwa 27 Juli.
Dalam pelariannya, Wiji Thukul masih bisa beberapa kali bertemu dengan Sipon. Hingga 1997, Thukul masih sempat menengok istri dan kedua anaknya.
Baca juga: Mbak Pon Istri Wiji Thukul Meninggal Dunia |
Dalam seri buku Tempo Prahara-Prahara Orde Baru itu disebutkan Sipon terakhir berbicara dengan suaminya via telepon pada pertengahan Mei 1998. Saat itu Thukul menanyakan kabar keluarganya.
Menurut Sipon, saat menelepon itu Wiji Thukul mengaku berada di Jakarta. Thukul juga menenangkan Sipon bahwa dirinya tidak terlibat dalam peristiwa kerusuhan di Jakarta.
Sejak saat itu hingga hari-hari terakhirnya Mbak Pon belum juga bertemu dengan Widji Thukul.
(dil/ahr)