Banjir masih merendam lima kecamatan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, hingga hari ini. Di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, warga mengatakan ketinggian air masih bertambah dan belum ada tanda akan surut hingga sepekan ini.
Menurut data BPBD Kudus, banjir saat ini masih merendam sebagian wilayah Kecamatan Mejobo, Jati, Undaan, Kaliwungu, dan Jekulo. Total ada 25 desa yang kebanjiran. Warga yang terdampak banjir ada 40.568 orang, 876 di antaranya mengungsi.
Warga Dukuh Gendok, Desa Jati Wetan, Fatimah mengatakan banjir di wilayahnya terjadi sejak Rabu (28/1) pekan lalu. Menurutnya ketinggian air terus mengalami kenaikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah sembilan hari banjir. Tidak mengungsi, nunggu rumah karena ada yang sakit. Aktivitas menggunakan sampan atau perahu," kata Fatimah.
Warga lainnya, Munyas (42) mengatakan banjir di desanya belum sepenuhnya surut. Aktivitas masyarakat pun terganggu.
![]() |
"Banjir seminggu lebih. Tidak bisa kerja, sekolah terganggu," ujar Munyas saat ditemui di lokasi.
Munyas menuturkan desanya sering dilanda banjir. Banjir parah terjadi pada 2021. Menurut dia, banjir saat itu baru surut setelah tiga bulan lamanya.
"Biasanya lama (surutnya). Tahun 2021 itu sampai tiga bulan. Ini belum surut, masih tetap. Dari sini seperti tampungan air," kata Munyas.
Sementara itu, Ketua RT 02 RW 03 Desa Jati Wetan, Mustakim mengatakan ketinggian banjir di wilayahnya sekitar 30 sentimeter sampai 1 meter.
"Ketinggian banjir ada yang rendah, yang dalam itu sampai 1 meter," kata Mustakim.
Menurutnya, banjir di desanya bisa sampai berbulan-bulan baru surut. Sementara bantuan untuk warga masih tercukupi.
"Aktivitas warga biasa, cuma tiap tempat lain. Perlu tempat yang tinggi, sepeda motor ditaruh lebih aman, pakai ban perahu karet," ujar Mustakim.
(dil/ams)