Rencana pembangunan Jalan Tol Lingkar Timur-Selatan kota Solo bakal melintas wilayah Klaten sepanjang 7,5 kilometer. Tol tersebut menyasar delapan desa, mana saja?
"Berdasarkan informasi dari konsultan FS (feasibility study) rencana pembangunan Jalan Tol Lingkar Timur-Selatan Surakarta panjang total trase kurang lebih 38 kilometer. Dari rencana trase tersebut, di Kabupaten Klaten sekitar 7,5 kilometer," jelas Plt Kepala Bapedalitbang Pemkab Klaten Pandu Wirabangsa kepada detikJateng, Selasa (3/1/2023) saat diminta penjelasannya.
Pandu menjelaskan dari paparan beberapa waktu lalu itu, Jalan Tol Lingkar Solo menyasar tiga kecamatan. Wilayah yang terdampak ada di tiga kecamatan.
"Ada Kecamatan Polanharjo, Delanggu dan Wonosari. Desa terdampak yaitu Kranggan (Polanharjo), Segaran (Delanggu), Kepanjen (Delanggu), Gatak (Delanggu), Boto (Wonosari), Sekaran (Wonosari), Bentangan (Wonosari) dan Duwet (Wonosari)," rinci Pandu.
Plt Kepala Dinas PUPR Pemkab Klaten Suryanto menyebut total luas lahan yang bakal terkena tol Lingkar Solo seluas 30-40 hektare di Klaten. Saat rapat dengan tim FS Pemkab sudah menyampaikan keberatan.
''Memang ada keberatan. Pada saat rapat FS kita sudah sampaikan dua hal keberatan,'" ungkap Suryanto.
Dua hal keberatan itu, kata Suryanto, berkaitan dengan lahan pertanian yang akan berkurang banyak. Juga terkait dengan tata ruang.
"Tata ruang kita belum mencantumkan jalan tol tersebut. Sehingga perlu duduk bersama," jelas Suryanto.
Sebelumnya diberitakan, pemerintah pusat dikabarkan akan membangun Jalan Tol Lingkar Timur-Selatan Kota Solo. Rencana itu terungkap karena tim survei awal mendatangi beberapa desa di wilayah Kabupaten Klaten.
"Hari ini ada dua orang tim survei dari Jakarta datang ke kantor. Mereka sudah membawa peta plot-plotan untuk Jalan Tol Timur-Selatan Kota Solo," jelas Kades Sekaran, Kecamatan Wonosari, Heri Tri Marjono kepada detikJateng, Rabu (14/12).
Dijelaskan Heri, dua orang itu juga membawa surat tugas. Kedua orang itu menanyakan kejelasan lahan yang terkena plot rencana jalan tersebut.
"Ke desa bertanya, tanah yang sudah diplot itu kepemilikan milik siapa. Jadi tadi ditanyakan semua pemilik yang terkena jalur tol itu," jelas Heri.
(ahr/dil)