Tim medis mulai mendapat keluhan gatal-gatal dari para korban banjir di wilayah Gayamsari, Kota Semarang. Penyakit lainnya yang dikeluhkan yaitu demam hingga diare.
Hal itu diungkapkan Kepala Puskesmas Gayamsari Kota Semarang dr Yuni Susanti di posko yang berada di Kaligawe. Yuni mengatakan yang paling banyak dikeluhkan yaitu batuk, pilek, dan demam.
"Kebanyakan batuk, pilek, panas, terus, gatal-gatal, diare. Itu bisanya yang banyak dikeluhkan. Itu memang penyakit yang biasanya terjadi pada banjir seperti ini," kata Yuni saat ditemui di lokasi, Selasa (3/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami bawa obat, lalu alat tensi, karena banyak lansia juga. Lalu vitamin, obat diare, obat panas. Kemudian obat muntah dan gatel. Kita stok paling banyak itu obat muntah, gatel sama diare. Ini gratis," imbuhnya.
Ia mengimbau masyarakat waspada dengan penyakit leptospirosis akibat kencing tikus yang bercampur dengan banjir. Yuni bersyukur belum ada laporan warga yang terpapar leptospirosis. Biasanya sepekan setelah banjir pihaknya akan melakukan pengecekan.
"Biasanya seminggu setelah banjir kita diminta mengecek ke lapangan lagi untuk mengantisipasi adanya leptospirosis itu. Biasanya akan kelihatan satu minggu setelah banjir. Gejalanya demam, batuk pilek disertai pembengkakan di kaki. Kalau kondisi kakinya tidak ada luka sih, aman, paling hanya gatel-gatel biasa. Tapi kalau ada luka dan lingkungannya air, itu yang harus diwaspadai," jelasnya.
![]() |
3 Kelurahan di Gayamsari Masih Tergenang Banjir
Camat Gayamsari Agus Junaidi mengatakan di wilayahnya tinggal tiga kelurahan yang masih tergenang banjir. Tiga kelurahan itu yaitu Tambakrejo, Kaligawe, dan sebagian Sawah Besar.
"Kemarin ada 5 kelurahan yang banjir, sekarang hanya 3 kelurahan, Kelurahan Tambakrejo, Kelurahan Kaligawe, dan sebagian kecil Kelurahan Sawah Besar. Tapi paling terdampak di kelurahan Tambakrejo ada 9 RW, semua RW terdampak," kata Agus.
Sejumlah warga mengungsi ke tetangga, masjid, dan kantor kelurahan. Jumlah pengungsi sudah menurun seiring air yang mulai surut.
"Di kantor kelurahan dan kalau di Sawah Besar di masjid. Ada 70 KK yang mengungsi di masjid," jelas.
Untuk diketahui, banjir melanda Kota Semarang sejak 31 Desember 2022 akibat hujan lebat. Di hari keempat ini beberapa titik sudah mulai surut. Banjir juga berdampak pada lalu lintas di Pantura Genuk karena masih terendam, sehingga kendaraan dialihkan masuk jalur kota.
(ams/dil)