Rian Mahendra resmi keluar dari Perusahaan Otobus atau PO Haryanto. Rian menyebut alasannya keluar adalah karena Haji Haryanto yang tak lain adalah ayah Rian, tak berkenan Rian berada di perusahaan yang berpusat di Kudus itu.
Rian sendiri sudah 19 tahun bergabung dan mengembangkan PO Haryanto. Diketahui, PO Haryanto merupakan perusahaan keluarga yang dimiliki Haji Haryanto selaku ayah Rian.
Dilansir detikOto, PO Haryanto merupakan perusahaan transportasi yang berbasis di Kudus, Jawa Tengah. PO tersebut memiliki ciri khas berupa livery wayang di bodi busnya. Ciri khas lain di bus tersebut adalah kalimat salawat yang disematkan di kaca belakang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PO Haryanto didirikan pada tahun 2002 oleh Haji Haryanto yang merupakan mantan prajurit Kostrad TNI AD di Tangerang. Berkat ketekunan dia dan para pekerjanya, PO Haryanto kemudian semakin berkembang dan memiliki berbagai trayek dari Jakarta ke Jawa Tengah, Jawa Timur, bahkan hingga ke Madura.
Kabar keluarnya Rian itu diunggah di kanal YouTube PO Haryanto dengan judul 'Rian Mahendra | Masa Bakti Saya di PO Haryanto Sudah Selesai'. Di video itu, Rian membeberkan alasan utama mengapa dirinya dipecat.
"Ya intinya bapak udah nggak berkenan gua di perusahaan, dan gua terima dengan lapang dada kalau kalian tanya masalahnya apa itu internal perusahaan karena gua harus menjaga marwah orang banyak," ujar Rian, dikutip detikOto, Sabtu (31/12/2022).
Meski demikian, Rian tak bisa mengurai lebih jauh mengenai masalah internal yang terjadi di perusahaan. Sebab, menurutnya, itu sudah masuk ke ranah private. Namun, dia tak menutup kemungkinan, suatu hari nanti akan membukanya lebar-lebar.
"Kalau kalian tanya masalahnya apa, gue jawab itu internal perusahaan. Kenapa gue enggak bisa cerita? Karena gue mau jaga marwah orang banyak. Tapi kalau suatu saat gue dipaksa cerita di meja kopi, ya gue cerita," ungkapnya.
Selama 19 tahun masa bakti di PO Haryanto, Rian mengaku sudah banyak merintis rute-rute perjalanan baru. Mulai dari tahun 2009, ia membuka jalur Madura, kemudian tahun 2011-2012 mulai ke Solo, Jawa Tengah. Pembukaan jalur itu terus berlanjut ke Malang hingga Pekalongan.
"Gue sendiri menikmati masa-masa gue selama bekerja, kangen sih kadang sama rekan-rekan kerja. Soalnya gue kerja 19 tahun ini kan untuk mereka," kata dia.
(aku/sip)