SD di Jati Kudus Kebanjiran, Siswa Belajar Online di Pengungsian

SD di Jati Kudus Kebanjiran, Siswa Belajar Online di Pengungsian

Dian Utoro Aji - detikJateng
Senin, 02 Jan 2023 10:57 WIB
Kudus -

SDN 3 Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, kebanjiran. Akibatnya kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah itu dilakukan secara daring atau online mulai Selasa (3/1) besok.

Pantauan detikJateng di lokasi, Senin (2/1), ketinggian banjir di halaman SD tersebut mencapai 50 sentimeter. Banjir juga merendam ruang-ruang kelas.

Tidak ada siswa yang ke sekolah pada hari pertama semester genap ini. Namun para guru tetap berangkat ke sekolah meski banjir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala SDN 3 Jati Wetan, Ahmad Aliek Mochtar mengatakan banjir melanda sekolahnya sejak Sabtu (31/12). Hingga kini banjir belum surut.

Aliek mengatakan sudah berkoordinasi dengan dinas terkait mengenai kondisi sekolahnya. Pihak sekolah pun menerapkan pembelajaran secara online.

ADVERTISEMENT

"Hari ini masuk pertama kegiatan belajar mengajar semester genap. Karena kebanyakan wali murid pada ngungsi maka KBM dilakukan dengan daring mulai besok Selasa (3/1)," kata Aliek saat ditemui di lokasi, Senin (2/1/2022).

Aliek menjelaskan, total ada 51 siswa di sekolahnya. Para siswa itu tidak berangkat sekolah karena keluarga mereka saat ini masih mengungsi akibat banjir. Sebagian mengungsi di balai desa.

"Guru dipastikan tetap berangkat, apakah di ruang-ruang tergenang, sebelah selatan mulai kemasukan banjir," ujar Aliek.

Aliek menambahkan, banjir di wilayahnya butuh waktu lama untuk surut. "Bisa hampir 5 bulan. Di sini (sebelumnya) hampir 3 bulan," terang dia.

Babinkamtibmas Desa Jati Wetan, Aiptu Susanto mengatakan banjir di SDN 3 Jati Wetan terbilang cukup dalam.

"Ketinggian (air) sudah mencapai 40-50 sentimeter di halaman, di ruang kelas 20-30 sentimeter," kata Susanto.

"Sekolah ini letaknya di Dukuh Gendok, Desa Jati Wetan. Karena gedung sekolah tidak bisa ditempati, anak-anak juga mengungsi, maka aktivitas (KBM) secara daring.

Menurut Susanto, sebagian siswa itu ikut mengungsi keluarganya di balai desa atau di rumah saudaranya yang tidak kebanjiran.

(dil/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads