Warga Godo Pati Bertahan di Tenda Sejak Banjir Bandang Menerjang Pekan Lalu

Warga Godo Pati Bertahan di Tenda Sejak Banjir Bandang Menerjang Pekan Lalu

Dian Utoro Aji - detikJateng
Rabu, 07 Des 2022 16:02 WIB
Warga korban banjir bandang tinggal di tenda, Desa Godo Kecamatan Winong, Pati, Rabu (7/12/2022).
Warga korban banjir bandang tinggal di tenda, Desa Godo Kecamatan Winong, Pati, Rabu (7/12/2022). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Pati -

Banjir bandang di wilayah Kabupaten Pati, Jawa Tengah, merusak rumah warga pekan lalu. Warga terdampak di Desa Godo, Kecamatan Winong, hingga kini masih bertahan tinggal di tenda karena rumahnya ambruk.

Dia adalah Supar (59). Supar tinggal bersama istri dan tiga anaknya di tenda yang berdiri bekas rumahnya. Rumahnya berukuran 6x9 hanyut terbawa banjir bandang pada Rabu (30/11/2022) malam.

Supar tinggal di tenda yang terbuat dari terpal sejak lima hari lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang rusak satu rumah hanyut, ditinggali lima orang kumpul di hutan semua," jelas Supar kepada detikJateng ditemui di lokasi, Rabu (7/12).

Dia mengatakan banjir bandang terjadi Rabu (30/11) lalu. Menurutnya tinggi air banjir bandang sempat mencapai dua meter. Imbasnya rumahnya rata dengan tanah.

ADVERTISEMENT

"Jam 17.00 WIB air datang, anak-anak lari semua. Ketinggian sampai dua meter, saya pas kejadian kami lari ke hutan," jelasnya.

Supar beralasan membuat tenda untuk menjaga barang-barang berharga miliknya. Supar bersama keluarganya untuk hidup sehari-hari mendapatkan bantuan.

"Bikin tenda, sudah lima hari ini, gimana ini nanti ada barang-barang dicuri, kalau ada air datang bisa menyelamatkan sisa-sisa banjir. Tinggal sama tiga anak, sama istri," terang Supar.

"Dapat bantuan dari relawan, mulai ada kejadian sudah dapat bantuan," Supar melanjutkan.

Supar berharap agar segera mendapatkan bantuan. Terutama untuk membangun rumah kembali.

"Kira-kira bisa segera dapat bantuan untuk memperbaiki rumah," ungkap dia.

Terpisah, Kepala Desa Godo, Suwondo, mengatakan masih mendata warga yang rumahnya hanyut terbawa banjir bandang. Di wilayahnya ada enam rumah rata dengan tanah dan puluhan rumah rusak akibat banjir bandang.

"Rumah yang ambruk total masih kita data sampai sekarang ini, saya bingung yang roboh ndak berdiri ndak ini kami kebingungan untuk mencari dananya," jelas Suwondo.

"Masih berkoordinasi karena harus mengikuti aturan, rumah yang roboh dan tidak kan berbeda, yang roboh total nanti akan dipikirkan oleh pemerintah," imbuhnya.




(rih/sip)


Hide Ads