6 Gunung Api Aktif di Jawa Tengah, dari Merapi hingga Lawu

6 Gunung Api Aktif di Jawa Tengah, dari Merapi hingga Lawu

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 05 Des 2022 11:59 WIB
Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijar yang terlihat dari Srumbung, Rabu (20/4/2022).
Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijar yang terlihat dari Srumbung, Rabu (20/4/2022). (Foto: Pius Erlangga/detikJateng)
Solo -

Indonesia termasuk kawasan cincin api atau ring of fire sehingga memiliki banyak gunung api aktif. Dari data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG), Indonesia memiliki jumlah gunung api aktif sebanyak 127 gunung.

Jumlah itu merupakan terbanyak di dunia dan menduduki peringkat pertama dengan jumlah korban jiwa terbanyak. Dari 127 gunung api tersebut, hanya 69 gunung api aktif yang dipantau oleh PVMBG.

Dilansir dari laman magma.esdm.go.id, berikut daftar gunung api aktif di Jawa Tengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Gunung Sumbing

Gunung Sumbing di Jawa Tengah termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Purworejo. Puncaknya berketinggian 3371 mdpl.

Secara geografis gunung ini terletak pada 07Β°17,08' LS dan 110Β°03,8' BT. Nama 'Sumbing' konon berasal dari kondisi bibir kawah sebelah timur laut yang telah hancur sehingga nampak seolah-olah sobek. Maka disebut Gunung Sumbing, karena nampaknya seolah-olah seperti bibir sumbing.

ADVERTISEMENT

Kota terdekat masing-masing Magelang di sebelah tenggara, Temanggung di sebelah timur laut, Parakan di sebelah utara dan Wonosobo di sebelah barat. Kaki gunung Sumbing sebelah barat-laut berbatasan dengan Gunung Sundoro, sedangkan di sebelah selatan dan tenggara berbatasan dengan Pegunungan Menoreh, Beser dan Kekep.

Untuk mencapai puncak Gunung Sumbing biasanya pendakian dilakukan dari arah barat laut yaitu dari Kampung Garung (1543 m), Desa Butuh, Kecamatan Kalijajar, Kabupaten Wonosobo. Pendakian bisa juga dilakukan dari:
-Arah utara yaitu dari Kecapit, Parakan;
-Arah timur laut yaitu dari Kampung Butuh atau Selogowok, Temanggung;
-Arah tenggara yaitu dari Kalegen, Magelang;
-Arah barat daya yaitu dari Sapuran, Wonosobo.

Bagian lereng yang landai dengan kemiringan sekitar 15Β° antara ketinggian lebih kurang 1500 sampai 2000 m, sedangkan lereng atas yang terjal kemiringan sekitar 25Β° bahkan ada yang sampai 30o antara ketinggian di atas 2000 sampai 3000 mdpl.

Karena tanahnya sangat subur hampir seluruh daerah lereng yang landai sampai ketinggian lebih kurang 2000 m telah dijadikan daerah perkebunan rakyat, seperti sayur-sayuran (kol, wortel, kentang, kacang-kacangan dan lain-lain) di samping penanaman tembakau.

Karena itu penduduk yang bermukim di sekitar Gunung Sumbing cukup padat, sampai radius lebih kurang 8 km dari puncak, penduduknya berjumlah hampir mencapai 100.000 jiwa (1989).

Karena tersusun oleh batuan beku (lava) yang sangat keras, maka hampir seluruh daerah lereng atas yang terjal itu keadaanya yang sangat gersang, pada umumnya hanya ditumbuhi semak-belukar, bahkan mulai ketinggian lebih kurang 3000 m hanya ditumbuhi rerumputan yang daun-daunnya berbulu.

2. Gunung Slamet

Gunung Slamet merupakan gunung api bertipe strato yang memiliki ketinggian 3.432 mdpl. Ini menjadikan Gunung Slamet sebagai gunung api aktif tertinggi di Jawa Tengah.

Secara administratif, Gunung Slamet terletak di antara Kabupaten Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, dan Purbalingga. Gunung Slamet terletak di koordinat 7Β°14,30' Lintang Selatan dan 109Β°12,30 Bujur Timur.

Untuk mencapai kawah Gunung Slamet, pendakiannya dilakukan dari arah timur, yakni dari Bambangan. Pada tahun 1853, Junghuhn mendaki puncak Gunung Slamet melalui kampung Priatin, sebelah timur Kutabawa.

Dalam 1923 Taverne mendaki puncaknya juga dari arah timur. Matahelumual (1961) dan Siswowidjojo (1970) mendaki puncaknya dari kampung Bambangan. Dalam tahun 1973 pendakian dari sini sampai puncaknya memerlukan waktu kurang lebih 7 jam, kembalinya hanya dalam waktu 3 jam.

Sampai ketinggian 1.400 m di mana-mana masih terdapat kebun rakyat, dan setelah itu sampai ketinggian 1.700 m yang ada hanya hutan pinus.

Selanjutnya melalui hutan lebat dengan kayu-kayuan yang besar sampai ketinggian 2600 m, di sini sebagian jalan setapak harus dirintis karena tertutup semak belukar.

Sampai ketinggian sekitar 3.220 meter masih terdapat berbagai tumbuhan dan kayu, di antaranya kayu tanganan dan wanarasa, dan makin ke atas lagi di puncaknya gundul, yang ada hanya batuan lepas.

3. Gunung Sundoro

Gunung Sundoro juga banyak dikenal dengan nama Gunung Sindoro. Gunung ini merupakan gunung api aktif bertipe strato dengan ketinggian 3.150 mdpl.

Gunung Sundoro memiliki beberapa kawah puncak. Di antaranya Segoro Wedi (Z1), Segoro Banjaran (Z2,Z3 dan Z4), Kawah Kawah Barat, Kawah Timur, Gua Walet Utara (K1), Kawah Selatan (K2), Sumur Ledakan (K3, K4 dan K5).

Secara administratif, gunung ini berada di wilayah Kabupaten Temanggung (sebelah barat) dan Kabupaten Wonosobo (sebelah timur). Koordinat gunung ini berada di 7Β° 18' 00" LS dan 109Β° 59' 30"BT.

Gunung api ini mudah dicapai dari segala jurusan, dari sebelah timur melalui Parakan, dari sebelah barat melalui Garung, dari arah utara melalui Tambi, sedangkan dari arah barat daya melalui Kretek, dan dari arah tenggara melalui Kledung.

Dari ketinggian sekitar 2.210 m tampak pemandangan yang indah ke arah Pegunungan Dieng, di antaranya Gunung Bisma, Gunung Sroja, Gunung Tlerep, dan Gunung Butak. Pada ketinggian ini terdapat tumbuhan sono dan tengseh.

Perjalanan hingga puncak, triangulasi T 430 (3.135,5 m) memakan waktu 4-5 jam. Apabila kita mengambil jalur dari tenggara, melalui Kledung (1390 m), ditempuh sekitar 6 jam dan dari utara melalui perkebunan Tambi, ditempuh sekitar 7 jam.

4. Gunung Dieng

Dieng selama ini terkenal dengan kawasan pegunungannya yang menjadi lokasi wisata tersohor. Namun Gunung Dieng ternyata tercatat sebagai gunung api aktif.

Gunung Dieng merupakan gunung api bertipe strato, dengan lapangan solfatara dan fumarola, serta banyak kawah (cone). Beberapa kawah di Gunung Dieng di antaranya Kawah Timbang, Sikidang, Upas, Sileri, Condrodimuko, Sibanteng dan Telogo Terus.

Secara administratif, Gunung Dieng terletak di wilayah Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Pemalang. Koordinat Gunung Dieng yakni 7o12' LS dan 109 o 54' BT. Gunung Dieng memiliki ketinggian 2.565 mdpl.

Dataran Tinggi Dieng dapat dicapai dari dua arah, yaitu dari Kota Banjarnegara dengan waktu tempuh sekitar dua jam dan dari Wonosobo dengan waktu tempuh 1 jam. Kompleks Gunung api Dieng tidak hanya dikenal dengan kesuburan tanahnya dan penghasil sayur-mayur, tetapi dikenal juga dengan potensi wisatanya, di antaranya peninggalan candi-candi Hindu yang sebagian masih terpelihara baik, terdapat di daerah Dieng Kulon.

Potensi wisata lainnya lainya berupa kawah (Condrodimuko), danau (Telaga Dringo), lapangan panas bumi dan pemandangan alam pertanian yang sangat menarik, serta telah dibangunnya volcano theater.

5. Gunung Merbabu

Gunung Merbabu merupakan gunung api bertipe strato. Oleh PVMBG, gunung ini ditetapkan sebagai gunung api aktif tipe B, yakni gunung api memiliki sejarah letusan sebelum tahun 1600.

Gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Pada tahun 1570, Gunung Merbabu juga dilaporkan pernah meletus, tapi belum ada konfirmasi mengenai laporan ini.

Area Gunung Merbabu meliputi tiga kabupaten di Jawa Tengah yaitu Magelang, Boyolali dan Semarang. Untuk mengakses gunung ini bisa melalui beberapa titik yaitu Salatiga, Boyolali dan Magelang tergantung dari jalur pendakian yang dipilih.

Gunung Merbabu memiliki tiga puncak utama yaitu Puncak Trianggulasi, Puncak Kenteng Songo, dan Puncak Syarif. Dari ketiga puncak utama ini kalian bisa melihat gunung-gunung tinggi lainnya di Pulau Jawa, seperti Gunung Merapi, Sumbing, Sindoro, Lawu dan Slamet.

Gunung dengan ketinggian 3.145 meter di atas permukaan laut ini memiliki lima jalur pendakian yaitu jalur Kopeng Thekelan, Wekas, Kopeng Cunthel, Swanting dan Selo.

Jalur yang paling populer sendiri adalah jalur Selo, sehingga lebih ramai dibanding jalur lainnya. Salah satu keunggulan jalur ini adalah pemandangan sabana yang memanjakan mata, apalagi jika sedang musim mekar bunga edelweiss.

Jika ingin mendaki Gunung Merbabu lewat jalur Selo, kalian bisa melakukan booking secara online lewat situs https://www.tngunungmerbabu.org/. Selain mendaftar, kalian juga bisa mengecek kuota pendaki lewat situs ini.

Gunung Merbabu memiliki empat kawasan hutan yaitu hutan dipterokarp bukit, hutan dipterokarp atas, hutan montane, dan hutan ericaceous atau hutan gunung. Pada tahun 2004, area seluas 57 hektar di Gunung Merbabu dinyatakan sebagai taman nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 135/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004.

6. Gunung Lawu

Gunung Lawu merupakan gunung api bertipe strato. Sama dengan Gunung Merbabu, Gunung Lawu juga masuk dalam kategori gunung api aktif tipe B.

Gunung berketinggian 3.265 mdpl ini terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Gunung Lawu terletak di antara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara). Gunung Lawu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous.

Gunung Lawu memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi.

Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan. Agak ke bawah, di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit: Candi Sukuh dan Candi Cetho.

Di kaki gunung ini juga terletak komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran: Astana Girilayu dan Astana Mangadeg. Di dekat komplek ini terletak Astana Giribangun, permakaman keluarga Presiden kedua Indonesia, Soeharto.

Gunung Lawu sangat populer untuk kegiatan pendakian. Setiap malam 1 Sura banyak orang berziarah dengan mendaki hingga ke puncak. Karena populernya, di puncak gunung bahkan dapat dijumpai pedagang makanan.

Pendakian standar dapat dimulai dari tiga tempat (basecamp): Cemorokandang di Tawangmangu, Candi Cetho di Karanganyar, Jawa Tengah, serta Cemorosewu, di Sarangan, Jawa Timur. Gerbang masuk keduanya terpisah hanya 300 m.




(aku/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads