Ratusan rumah warga di Desa Godo Kecamatan Winong, Kabupaten Pati, Jawa Tengah rusak akibat banjir bandang. Warga yang rumahnya rusak pun bertahan di posko pengungsian sudah empat hari ini.
Pantauan detikJateng di lokasi, Minggu (4/12/2022), 14.00 WIB warga yang rumahnya rusak membersihkan sisa-sisa banjir bandang. Lumpur pun masih tebal masih berada di jalan dan permukiman warga.
Sisa banjir bandang pun tampak berada di pinggir jalan. Terdiri dari perabotan rumah tangga hingga pakaian.
Salah satu warga Sutoyo mengaku rumahnya hancur terkena banjir bandang. Lemari hingga dinding rumah dari kayu rusak terkena banjir bandang. Dia mengaku pasrah dengan kondisi tersebut.
Sutoyo bersama keluarganya memilih untuk mengungsi di posko pengungsian. Dia pun berharap agar ada bantuan untuk membangun rumahnya kembali.
"Kemarin dicatat, harapan segera dibantu bangunan, saya ini tidak bisa bekerja. Saya sementara mengungsi di posko, di sana tiga hari tidur sana," jelas Sutoyo kepada detikJateng ditemui di lokasi, Minggu (4/12/2022).
Sutoyo pun mengaku trauma dengan kejadian banjir bandang tersebut. Dia bercerita setiap ada hujan dia merasa waswas dan segera berlindung di tempat yang aman.
"Di rumah sendiri, pas kejadian Rabu (30/11) malam turun hujan deras, terus ada air baik tinggi menerjang rumah, lemari tempat tidur pada kena banjir, terus saya lari ke selatan desa ada bukit, menghindari, ditarik di sini. Ketinggian sampai dua meter," kata warga Sutoyo (61)
Dia mengatakan banjir bandang di desanya kemarin terparah seumur hidupnya. Biasanya kata dia banjir hanya setinggi 30 sentimeter dan tidak menyebabkan ratusan rumah warga rusak parah.
"Baru pertama parah, 2018 yang itu masuk rumah 10 sentimeter, ini parah ini baru pisan ini," jelasnya.
Warga lainnya, Sunasi (70) mengatakan saat kejadian bersama warga lain memilih lari ke atas bukit yang berada di selatan Desa Godo. Rumah milik Sunasi pun rusak akibat terkena banjir bandang. Perabotan rumah hingga dinding rumahnya jebol.
"Saya melarikan diri ke bukit, cucu naik ke gunung. Rumah rusak perabotan terkena banjir," jelas Sunasi ditemui di lokasi.
Dia mengaku masih trauma atas kejadian tersebut. "Waktu tidur banyak yang korban, bencana warga sehat. Mengajak naik gunung menyelamatkan diri, barang kebanjiran tidak masalah. Gabah 11 karung terkena banjir," sambung Sunasi.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya.....
(apl/ahr)