Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan maraknya tambang ilegal makin meresahkan masyarakat. Ganjar menyebut tambang-tambang ilegal ini dibekingi preman.
Hal itu dikatakan Ganjar dalam seminar Penataan Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB) di Jateng dan DIY di gedung Gradhika Bhakti Pradja Semarang, Senin (29/11) kemarin. Video pernyataan Ganjar itu diunggah ke akun Twitter pribadinya @ganjarpranowo.
Dalam video tersebut, awalnya Ganjar bertanya kepada kepala daerah atau perwakilan Forkopimda se-Jateng dan DIY yang hadir dalam forum tersebut. Ganjar menanyakan apakah kepala daerah tertekan dengan adanya tambang ilegal di wilayah masing-masing.
"Apakah bapak ibu di mana daerahnya punya galian C hidup anda tertekan atau tidak? Yang merasa tertekan angkat tangan," tanya Ganjar dalam video yang dilihat detikJateng, Selasa (29/11/2022).
Melihat hadirin yang tampak malu-malu, Ganjar kemudian menyebut pihak KPK yang diwakili Wakil Ketua Nurul Ghufron yang hadir secara virtual.
"Lho ra usah wedi, iki nek ora tak kandakne lho karo KPK (Lho tidak usah takut, kalau tidak saya bilang sama KPK)," ujar Ganjar yang disambut angkat tangan dari beberapa hadirin.
Ganjar menyebut tambang ilegal sangat merugikan karena merusak alam hingga infrastruktur. Dirinya mengakui ada preman yang menjadi beking di balik beroperasinya tambang ilegal ini.
"Ini tidak bisa, mata air hilang jalan rusak, karena jalannya itu kalau nggak jalannya desa ya jalannya kabupaten. Memang di belakang galian C itu isinya gali (preman)," ujarnya.
"Maka kalau kemarin Wali Kota Solo teriak keras 'wah ini ngeri back up-nya', netizen kemudian berteriak. Maka forum hari ini menurut saya menjadi penting," imbuh Ganjar.
Ganjar kemudian memberikan usulan untuk memberikan nomor handphone demi memudahkan laporan masyarakat. Begitu ada laporan masuk, Ganjar meminta seluruh pihak untuk bersama-sama menggerebek.
"Saya usul konkret saja, kita kasih nomor handphone untuk melaporkan setelah itu kita gerebek bareng-bareng. Kita kasih batas waktu, tugas saya dari ESDM mendampingi, tugas ESDM di kabupaten/kota mendampingi untuk dilakukan semacam pemutihan dan kita carikan jalan keluar," kata Ganjar.
"Berani nggak kita terbuka? kita tata. Bukan nggak boleh lho, kita tata, wong kita butuh kok," imbuhnya.
Simak Video "Merasa Nama Baik Tercemar, Roy Marten Pikir-pikir Lapor Polisi"
[Gambas:Video 20detik]
(aku/dil)