Korban gempa Cianjur asal Brebes, Jawa Tengah, mengaku ditarik biaya satu ambulans Rp 6 juta. Pemkab Brebes turun tangan dengan mengganti biaya ambulans ke keluarga korban.
Mahalnya biaya sewa ambulans itu sempat dikeluhkan para keluarga korban. Selain mahal, proses pengangkutan dinilai tidak layak karena satu ambulans diisi tiga jenazah, empat orang korban luka, dan satu orang kerabat.
Keluhan keluarga korban ini langsung disikapi Pemkab Brebes. Sekda Brebes Djoko Gunawan mengatakan pemerintah langsung membantu keluarga korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djoko menceritakan dirinya sempat akan mengajukan komplain ke Pemkab Cianjur terkait penarikan biaya ambulans. Namun, dibatalkan karena ambulans itu disewa dari sebuah yayasan di Depok.
"Ini memprihatinkan. Sempat mau komplain ke Pemkab Cianjur, tapi ternyata itu mobil yayasan," kata Djoko, Rabu (23/11/2022).
Untuk membantu keluarga korban, Djoko memutuskan mengganti biaya ambulans sebesar Rp 6 juta. Bantuan tersebut diambil dari Baznas dan langsung diserahkan ke keluarga korban.
"Uang sewa ambulansnya kita ganti. Mereka sangat butuh karena mungkin ada acara tahlilan atau keperluan lain. Kita melibatkan Baznas dan sudah diserahkan," jelas Djoko.
Selain Baznas, PMI Brebes juga memberikan santunan kepada korban meninggal gempa bumi Cianjur asal Brebes. Bantuan sebesar Rp 3 juta diberikan untuk keluarga korban meninggal, masing-masing mendapatkan Rp 1 juta.
Ketua PMI Brebes Wahidin Soedja mengatakan para korban luka juga akan dibantu untuk biaya pengobatan.
"Bantuan dari PMI Brebes untuk warga Brebes korban meninggal tiga orang korban gempa Cianjur. Jumlahnya Rp 3 juta untuk tiga keluarga," kata Wahidin.
Diberitakan sebelumnya, pemulangan tujuh santri korban gempa Cianjur asal Desa Banjarsari, Kecamatan Bantarkawung, Brebes diangkut menggunakan satu ambulans dinilai tak layak. Sebab, keluarga dikenai biaya Rp 6 juta untuk pemulangan tiga jenazah dan empat korban luka.
Keluarga yang berduka itu pun terpaksa patungan untuk membiayai kepulangan tujuh santri asal Brebes itu. Kepala Desa Banjarsari Armas menyebut biaya itu memberatkan warganya yang ekonominya pas-pasan.
"Mereka membayar dengan patungan. Tapi bagaimanapun itu memberatkan, apalagi dalam suasana duka seperti ini. Seharusnya semua biaya ditanggung pemerintah," kata Armas saat ditemui detikJateng di rumah duka, Selasa (22/11).
(rih/ams)