Sebagian Jalan Lingkar Kota (JLK) Wonogiri ditutup sementara. Masyarakat diimbau agar tidak melintas JLK saat hujan lebat mengguyur di kawasan itu.
"Sementara kami close dulu (jalan JLK). Lihat situasi, kalau oke, aman bisa dilewati, dibuka kembali," kata Kepala Dinas Perhubungan Wonogiri, Waluyo, kepada wartawan di kawasan JLK, Senin (21/11/2022).
Ia mengatakan penutupan sementara Jalan Lingkar Kota Wonogiri dilakukan karena dampak longsor di kawasan itu pada Sabtu (19/11) dini hari lalu. Meski saat ini longsoran sudah dibersihkan, namun potensi longsor masih ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini jalan masih licin karena sisa lumpur. Masih nunggu Damkar untuk penyemprotan. Kalau kondisinya membaik, step by step akan dibuka," jelasnya.
Berdasarkan pantauan detikJateng, sejak Senin pagi hingga siang kawasan Kota Wonogiri masih mendung dan gerimis. Bahkan sempat turun hujan.
Waluyo menerangkan, kawasan JLK yang ditutup tidak semuanya. Penutupan hanya dilakukan di area yang terjadi longsor, tepatnya di perbatasan Dusun Randubang, Desa Pare, Kecamatan Selogiri dengan Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri Kota.
Namun, jalur itu sebagai penghubung Wonogiri Kota hingga ke Krisak, Selogiri. Pengendara yang biasa memanfaatkan jalan itu sebagai jalur alternatif harus melalui jalan kota.
"Intinya kami tutup sementara karena masih ada potensi longsor. Masih ada tiga titik, pohon yang kelihatan akarnya. Maka kami kedepankan keselamatan, mohon kerja samanya (masyarakat)," ungkap Waluyo.
Ia menuturkan, jalur JLK yang rawan longsor sepanjang 100 meter. Area itu masuk di kawasan perbatasan Dusun Randubang, Desa Pare Selogiri dengan Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri Kota.
"Yang rawan longsor itu kan karena samping jalan ada tebing yang curam. Kawasan itu milik Perum Perhutani. Memang jadi langganan (longsor saat hujan lebat dan lama)," ujar dia.
Menurut Waluyo, JLK masih jalan alternatif dan belum menjadi jalan utama. Kelengkapan hingga rambu-rambu di sana masih minim. Namun sejumlah pengendara banyak yang memanfaatkan JLK sebagai jalur alternatif Wonogiri Kota ke Selogiri.
"Kami buka situasional. Tapi meski sudah dibuka harus tetap hati-hati, terlebih saat hujan deras. Pengendara bisa lewat jalan kota. Ada masyarakat di sana membantu mengawasi di sana," kata Waluyo.
"Hingga siang ini masih ditutup," pungkasnya.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya...
Menanggapi hal itu, Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Wonogiri Didik Sudarmaji mengatakan DPU dengan pihak terkait telah melakukan penanganan longsoran. Pada Senin siang pembersihan lumpur di JLK masih dilakukan.
"Ini kami buatkan parit di kanan-kiri untuk jalan air. Panjangnya sekitar 500-600 meter," kata Didik.
Didik mengatakan, DPU telah berkoordinasi dengan Perum Perhutani untuk meminta lahan sebelah kanan dan kiri JLK sejak 2020. Sebab daerah itu rawan longsor. Namun hingga saat ini belum ada tanggapan.
Karena terlalu terjal, kata dia, DPU meminta pelebaran jalan. Permintaan pelebaran sepanjang 10 meter baik kanan maupun kiri. Adapun panjang tebingnya sekitar 800 meter.
"Jika disetujui Perhutani, kami akan meminta petunjuk Bupati, terkait pembangunan pengamanan tebing. Itu dengan dinding penahan, seperti yang ada di jalan tol. Biar lebih aman," jelas Didik.