Hujan deras di wilayah Klaten dan sekitarnya menyebabkan permukiman dan lahan padi terendam. Air merendam beberapa wilayah karena anak Bengawan Solo meluap.
"Air mulai naik sekitar pukul 06.00 WIB tadi pagi. Penyebabnya karena Sungai Bengawan Solo penuh sehingga anak sungainya meluap, air dari hulu berbalik," kata Yudi, warga Desa Gondangsari, Kecamatan Juwiring kepada detikJateng, Sabtu (19/11/2022).
Yudi menuturkan air masuk ke permukiman Dusun Pajangan dan sekitar pasar. Permukiman yang terendam dulunya bekas Bengawan Solo lama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi bekas sungai Bengawan Solo yang lama, posisinya rendah. Ini air masih menggenang meskipun sudah berkurang ketinggiannya," jelas Yudi.
Terpisah, Sekretaris BPBD Kabupaten Klaten, Nur Tjahjono Suharto menjelaskan luapan air dari Bengawan Solo dilaporkan di dua dusun. Ada 7 KK yang terendam air.
"Di Dusun Pajangan dan Jetis, Desa Gondangsari terjadi luapan banjir akibat luberan dari anak sungai Bengawan Solo. Kejadian sejak jam 06.00 WIB ke permukiman warga ada 7 KK," jelas Nur Tjahjono kepada detikJateng.
Air yang masuk, sambung Nur tingginya antara 75-100 sentimeter. Warga dievakuasi ke rumah yang lebih aman.
"Upaya kita pengamanan warga dan antisipasi evakuasi warga di rumah yang tidak kena banjir. Jumlah jiwa terdampak sekitar 30 orang," imbuh Nur Tjahjono.
128 Ha Sawah di Desa Balak Terendam Banjir
Di Kecamatan Cawas, persawahan milik warga di Desa Balak, Kecamatan Cawas terendam banjir. Lahan padi seluas 128 hektare terendam air.
"Lahan padi yang terendam sementara 128 hektare. Usia ada yang baru persemaian dan usai tanam satu minggu," jelas Camat Cawas, Moh Prihadi kepada detikJateng.
Luapan itu, jelas Prihadi, berasal dari sungai- sungai anak Bengawan Solo. Akibat hujan deras Jumat (18/11) malam sampai dini hari air meluap.
"Air dari sungai meluap karena limpahan air dari wilayah Weru, Sukoharjo. Air dari Gunung Kidul masuk Bengawan sehingga air dari anak sungainya kembali ke hulu," papar Prihadi.
Di Cawas ada tiga desa, sambung Prihadi yang terdampak. Desa Balak, Pakisan dan Burikan tetapi hanya Desa Balak yang belum surut.
"Hanya Desa Balak yang belum surut, lainnnya sudah surut. Dusun Jowo dan Keduluan ada 20 rumah tergenang," imbuh Prihadi.
Salah satu petani di Desa Balak, Sumadi (59), mengaku lahan miliknya seluas 3 seperempat hektar terendam banjir. Dirinya mengalami kerugian jutaan rupiah.
"Untuk benihnya sudah umur 25 hari mau ditanam, terendam banjir semua. Kerugian ya sekitar 2,5 juta," kata Sumadi.
(ams/ams)