Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohamed bin Zayed Al-Nahyan bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja meresmikan Masjid Sheikh Zayed Al-Nahyan di Banjarsari, Solo, hari ini.
Masjid yang dibangun di atas tanah seluas 3,6 hektare, sehingga mampu menampung hingga 10 ribu orang tersebut merupakan hadiah dari Presiden UEA Mohamed bin Zayed untuk Jokowi. Lalu, siapa sebenarnya Mohamed bin Zayed Al-Nahyan? Simak profilnya berikut ini.
Profil Mohamed bin Zayed Al-Nahyan
Dikutip dari Telecommunications and Digital Government Regulatory Authority UEA, Mohamed bin Zayed Al-Nahyan lahir pada 11 Maret 1961.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia adalah putra ketiga mendiang Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, Presiden pendiri UEA dan ibunya bernama Sheikha Fatima binti Mubarak.
Ia menikah dengan Sheikha Salama binti Hamdan Al Nahyan, memiliki empat putra dan lima putri. Dia terpilih sebagai Presiden UEA pada 14 Mei 2022 lalu.
Dikutip dari Crown Prince Court (CPC) Mohamed bin Zayed telah menjadi Ketua Dewan Eksekutif Abu Dhabi sejak 2004. Ia menjabat sebagai Putra Mahkota Abu Dhabi dari 2004 hingga 2022.
Sebelumnya, Ia menjabat sebagai Wakil Putra Mahkota Abu Dhabi. Dia juga menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata UEA dari 1993 hingga 2005, sebelum mengambil peran sebagai Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA.
Pada tahun 1979, dia bergabung dengan Akademi Militer Kerajaan Sandhurst. Kemudian kembali ke UEA dan mengikuti kursus pelatihan perwira. Setelah itu, Ia memegang sejumlah peran militer UEA, mulai dari perwira di Pengawal Amiri, pasukan keamanan elit UEA, hingga pilot di Angkatan Udara UEA dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA.
Selain tanggung jawab militernya, Sheikh Mohamed bin Zayed adalah penasihat utama mendiang ayahnya, Sheikh Zayed Bin sultan Al Nahyan mengenai masalah keamanan. Ia juga ditunjuk sebagai Wakil Putra Mahkota Abu Dhabi pada November 2003, dan kemudian menjadi Wakil Presiden Dewan Eksekutif. Pada tahun berikutnya, ia ditunjuk sebagai ketua.
Sheikh Mohamed bin Zayed adalah anggota aktif Dewan Perminyakan Tertinggi, yang mencakup sektor minyak dan energi.
Mengikuti jejak mendiang Sheikh Zayed dan mendiang Sheikh Khalifa, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan memprioritaskan investasi dalam infrastruktur dan keamanan regional sebagai pendukung kesejahteraan masyarakat.
Hal itu ia wujudkan dengan memprioritaskan pertumbuhan dan kemajuan pendidikan tinggi di seluruh Abu Dhabi, memprioritaskan pembangunan karakter bangsa yang kuat dengan fokus pada investasi olahraga, hingga mendukung pengembangan infrastruktur dan ekonomi Abu Dhabi, terutama melalui Ghadan 21, sebuah program akselerator yang diluncurkan pada tahun 2018 dengan anggaran 50 miliar dirham.
Mohamed bin Zayed juga berkomitmen untuk menjadikan pembangunan sosial ekonomi yang berkelanjutan sebagai pilar dasar dari ambisi bangsa.
Pengawasannya yang berkelanjutan terhadap organisasi nasional besar termasuk Perusahaan Minyak Nasional Abu Dhabi, Otoritas Investasi Abu Dhabi, dan Perusahaan Investasi Mubadala telah mendukung pertumbuhan ekonomi dan upaya diversifikasi.
Sheikh Mohamed bin Zayed juga dikenal karena hasratnya untuk berburu dan falconry (berburu menggunakan Elang). Ia juga sangat tertarik pada puisi dan aktif mensponsori kompetisi puisi dan acara lainnya dan menunjukkan komitmen serta inisiatif di bidang budaya, seni, sastra dan inovasi.
Sheikh Mohamed juga mengikuti sejumlah olahraga di UEA dan secara teratur bertemu dengan para atlet UEA.
(ahr/rih)