Sungai Wulan Penghubung Kudus-Demak Bakal Dinormalisasi Tahun Depan

Sungai Wulan Penghubung Kudus-Demak Bakal Dinormalisasi Tahun Depan

Dian Utoro Aji - detikJateng
Senin, 14 Nov 2022 13:43 WIB
Sungai Wulan di Demak-Kudus bakal dinormalisasi tahun depan
Sungai Wulan di Demak-Kudus bakal dinormalisasi tahun depan (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)
Kudus -

Sungai Wulan yang menghubungkan Kabupaten Kudus dan Demak, Jawa Tengah, rencananya akan dilakukan normalisasi tahun depan. Normalisasi tersebut untuk mengurangi banjir.

Untuk diketahui, Sungai Wulan menghubungkan dua kabupaten yakni Kudus dengan Demak. Sungai Wulan terbentang dari Bendung Pengendali Banjir Wilalung yang ada di Desa Kalirejo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus.

Saat hujan lebat, luapan Sungai Wulan pernah menyebabkan banjir. Misalnya pada Februari 2021 lalu, imbas Sungai Wulan meluap daerah Desa Jati Wetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus terendam banjir. Bahkan genangan banjir sampai berbulan-bulan baru surut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sungai Wulan ini membentang dari Kudus, lalu Demak, hingga Jepara. Koordinator Lapangan Sungai Wulan pada Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Serang Lusi Juana (BPSDA Seluna), Ngaderi, menjelaskan normalisasi Sungai Wulan rencana dilakukan pada tahun 2023.

"Tahun depan Sungai Wulan, dari Wilalung sampai ke hilir ke muara arah laut. Sejauh sekitar 35 kilometer," jelas Ngaderi ditemui di Kudus, Senin (14/11/2022).

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan anggaran normalisasi Sungai Wulan menggunakan anggaran dari pusat. Namun nominal anggaran normalisasi, Ngaderi belum mengetahui secara pasti.

"Biaya APBN, (nilainya) kurang tahu," jelas Ngaderi.

"Rencana tahun 2023/2022, rencana bulan Agustus tahun depan," sambung dia.

Ngaderi mengatakan pengusulan normalisasi membutuhkan proses. Mulai dari pengusulan, cek lokasi hingga penganggaran. Menurutnya sejauh ini normalisasi baru dilakukan di Sungai Wulan.

"Untuk normalisasi perlu survei lokasi, perhitungan, sudah ada usulan, terus baru disurvei, perhitungan, gambar, volume, masalah biaya lama. Usulan tahun ini kemungkinan baru tahun depan," pungkas Ngaderi.




(ams/rih)


Hide Ads