Kisah di Balik 13 Makam Tanpa Nama di TMP Ratna Bantala Klaten

Kisah di Balik 13 Makam Tanpa Nama di TMP Ratna Bantala Klaten

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Kamis, 10 Nov 2022 19:11 WIB
TMP Ratna Bantala Klaten, Kamis (10/11/2022).
TMP Ratna Bantala Klaten, Kamis (10/11/2022). (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Makam di Taman Makam Pahlawan (TMP) Ratna Bantala, Klaten, ternyata tidak semua beridentitas. Ada 13 makam pahlawan yang anonim atau tidak diketahui identitasnya sampai sekarang.

"Yang tak dikenal ada 13 makam, tidak ada identitasnya. Mungkin langsung di sini sebelumnya," jelas juru rawat TMP Ratna Bantala Klaten, Irwanto kepada wartawan di lokasi, Kamis (10/11/2022) siang.

Diceritakan Irwanto, dari 13 makam itu pernah ada satu yang didatangi orang yang mengaku keluarganya. Asalnya dari Surabaya tapi juga tidak jelas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada dari Surabaya tapi cuma mengaku itu bapaknya. Tapi tidak berani memberi penanda juga, karena cuma pengakuan saat ke sini," ungkap Irwanto.

Untuk membedakan yang anonim dan tidak, sambung Irwanto, ada pada makam. Yang tidak anonim diberi nama dan identitas.

ADVERTISEMENT

"Yang anonim tidak diberi nama saja, itu bedanya. Topi baja juga tidak," imbuh Irwanto yang menjadi juru rawat ke-5 TMP Ratna Bantala ini.

Saat ini, lanjutnya, ada 280 makam termasuk yang anonim. Dari yang ada itu, ada yang sebelum kemerdekaan, masa kemerdekaan dan usai perang kemerdekaan.

"Ada sebelum kemerdekaan, saat kemerdekaan dan purna kemerdekaan. Ada yang pemindahan dari lokasi lain, ada juga dari Jakarta," kata Irwanto.

Pahlawan yang dimakamkan di TMP, kata dia, paling awal tahun 1947 setelah kemerdekaan. Tapi bangunan TMP dan gedungnya dibangun tahun 1953.

"TMP dan gedung dibangun tahun 1953. Kapasitas TMP 450 orang tapi tidak semua bisa dimakamkan di sini karena harus punya bintang jasa dan ada aturannya," imbuh Irwanto yang bertugas sejak tahun 1996 ini.

Tokoh terakhir yang dimakamkan, lanjutnya, adalah Irjen pol Anton Tabah tahun 2021 lalu. "Tertinggi pangkatnya Irjen. Yaitu Pak Anton Tabah tahun 2021 lalu," pungkas Irwanto.

Petugas lain dari Dinsos P3A dan KB Pemkab Klaten, Eko Purnomo mengatakan untuk bisa dimakamkan di TMP Ratna Bantala harus mengurus izin terlebih dahulu. Setelahnya petugas akan menyiapkan tempat.

"Ya harus izin. Kalau yang TNI koordinasi dengan Kodim dan Polri ke Polres, pelaksana juga TNI/Polri, kita cuma menyiapkan tempat," jelas Eko.




(aku/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads