Sejarah Hari Ganefo 10 November, Pesta Olahraga Gagasan Presiden Sukarno

Sejarah Hari Ganefo 10 November, Pesta Olahraga Gagasan Presiden Sukarno

Tim detikJateng - detikJateng
Rabu, 09 Nov 2022 15:51 WIB
Sosok Sukarno tak dapat dilepaskan bila bicara kemerdekaan Indonesia. Presiden pertama Indonesia itu juga dikenal memiliki kedekatan dengan sejumlah tokoh dunia
Potret Sukarno, Bapak Bangsa yang Disegani Tokoh-Tokoh Dunia. Foto: Getty Images
Solo -

Selain dikenal sebagai Hari Pahlawan, tanggal 10 November juga diperingati sebagai Hari Ganefo. Apa itu Hari Ganefo? Berikut sekilas sejarah mengenai Ganefo, kependekan dari Games of The New Emerging Forces atau Pesta Olahraga Negara-negara Baru yang digagas Presiden Sukarno.

Sejarah Hari Ganefo 10 November

Dalam jurnal Ganefo Sebagai Wahana dalam Mewujudkan Konsepsi Politik Luar Negeri Soekarno 1963-1967 (Avatara Vol 1 No 2, 2013) disebutkan, Ganefo merupakan salah satu wujud kebijakan luar negeri yang mampu membangkitkan reaksi nasionalis rakyat Indonesia untuk mengubah peranan Indonesia dalam dunia internasional sebagai pemimpin negara baru berkembang.

Dalam jurnal karya Bayu Kurniawan dan Septina Alrianingrum, dua peneliti dari Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sejarah Universitas Negeri Surabaya, itu dituliskan bahwa Ganefo berawal dari peristiwa Indonesia menerima skorsing dari IOC (Komite Olimpiade Internasional) karena melarang partisipasi Taiwan dan Israel ke Asian Games IV di Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu Indonesia jika mengundang Taiwan dan Israel, maka hubungannya dengan negara sahabat khususnya negara-negara Arab dan RRT menjadi terganggu. Untuk diketahui, RRT berhubungan dekat dengan Indonesia karena sama-sama menentang imperialisme dan kolonialisme di berbagai belahan dunia.

"Pelarangan Taiwan dan Israel berpartisipasi dalam Asian Games IV Jakarta sebagai wujud solidaritas dan menjaga hubungan baik kepada negara-negara Arab dan RRT." (Avatara hlm. 190).

ADVERTISEMENT

Skorsing IOC mengakibatkan Indonesia tidak dapat berpartisipasi dalam Olimpiade. Indonesia pun berusaha mencari solusi agar prinsip yang dipegang teguh Indonesia selalu dapat diperjuangkan, salah satunya dengan menyelenggarakan Ganefo.

Momentum skorsing IOC itu dimanfaatkan Presiden Soekarno untuk menyatukan rakyat Indonesia dalam melawan salah satu bentuk imperialisme di bidang olahraga dan mewujudkan konsepsi politik luar negerinya. Hal itu tercermin dalam pidato Presiden Sukarno pada 17 Agustus 1963.

Dalam pidatonya, Sukarno mengatakan Indonesia tergabung dalam New Emerging Forces, kekuatan raksasa yang terdiri dari bangsa-bangsa yang tertindas, yang progresif, yang hendak membangun satu dunia baru yang penuh dengan keadilan, persahabatan, tanpa imperialisme dan kolonialisme.

Ganefo sebagai gagasan Presiden Soekarno secara resmi dibuka pada 10 November 1963 di Jakarta Adapun pelaksanaannya hingga 22 November 1963.

Total 47 negara yang ikut serta dalam upacara pembukaan Ganefo I Jakarta dan mengikrarkan janji atlet. Maka itulah, tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Ganefo.

Menurut jurnal itu, Ganefo menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu melaksanankan even olahraga berskala internasional di tengah tekanan yang besar. Atlet Indonesia saat itu juga memberikan prestasi yang membanggakan dengan menempati posisi kedua di bawah RRT.

Kesuksesan pelaksanaan Ganefo juga membuktikan bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki idealisme melawan imperialisme IOC di bidang olahraga.




(dil/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads