Kasus Guru Tampar Murid di Boyolali Berakhir Damai, Ini Kesepakatannya

Kasus Guru Tampar Murid di Boyolali Berakhir Damai, Ini Kesepakatannya

Jarmaji - detikJateng
Kamis, 03 Nov 2022 16:49 WIB
SMP Negeri 1 Sawit, Boyolali.
SMP Negeri 1 Sawit Boyolali. Foto: Jarmaji/detikJateng
Boyolali -

Kasus guru SMP yang menampar siswa yang terjadi di Boyolali berakhir damai. Baik korban dengan pihak pelaku atau guru itu sepakat saling memaafkan.

"Para pihak sudah saling memaafkan dan dituangkan dalam kesepakatan damai yang ditandatangani para pihak dan disaksikan kepala sekolah dan beberapa guru," kata Kapolres Boyolali, AKBP Asep Mauludin, kepada detikJateng Kamis (3/11/2022).

Setelah muncul video yang memperlihatkan seorang guru menampar siswa SMP itu viral dan diketahui terjadi di SMP Negeri 1 Sawit, Polsek setempat langsung melakukan upaya mediasi. Polsek Sawit segera mencari kedua belah pihak untuk diklarifikasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolsek Sawit, AKP Sunarto mengatakan pihaknya telah melakukan mediasi agar permasalahan itu dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Kedua belah pihak sepakat berdamai dengan surat kesepakatan bersama.

"Damai. Selesai dengan surat kesepakatan bersama," jelas Kapolsek Sawit, AKP Sunarto.

ADVERTISEMENT

Dalam surat tersebut tertulis sejumlah point yang menjadi kesepakatan bersama. Yaitu, bahwa RS atau guru yang menampar korban untuk dipindah atau dimutasi dari SMP Negeri 1 Sawit, tempatnya mengajar saat ini. Kemudian, pihak korban yaitu AL juga minta dilindungi keselamatannya di SMPN 1 Sawit.

"Ibu guru RS juga seminggu dua kali apel (wajib lapor) di polsek," katanya.

Selain itu, pihak korban juga minta kompensasi Rp 2 juta kepada guru tersebut. Hanya saja, uang tersebut untuk diserahkan kepada anak yatim piatu yang sekolah di SMPN 1 Sawit.

Hasil mediasi tersebut diterima kedua belah pihak. Sehingga kasus ini tidak dilanjutkan dengan jalur hukum, karena sudah diselesaikan secara restorative justice.

Terpisah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Darmanto, juga berharap kasus yang terjadi di SMPN 1 Sawit ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Artinya tidak sampai ke ranah hukum.

"Ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Tak ada kekerasan di dunia pendidikan. Pendidikan itu tanggung jawab keluarga, masyarakat dan sekolah," ujar Darmanto.

Pihaknya ingin sekolah-sekolah di Boyolali menjadi sekolah yang ramah untuk anak. Iklim yang terbangun di lingkungan pendidikan adalah iklim yang kondusif. Tidak ada kekerasan fisik, tidak ada kekerasan non fisik, tidak ada bullying dan tidak ada intoleransi.




(ahr/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads