Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku tak pernah membentuk relawan. Dia pun meminta jangan ada relawan yang membenturkan Jokowi dengan PDIP maupun parpol lainnya.
"Karena tiap hari saya dapat informasi itu, lama-lama ya saya harus ngomong juga. Janganlah membentur-benturkan apalagi membenturkan Pak Presiden Jokowi dengan partai termasuk dengan partai saya di PDIP," kata Ganjar dalam keterangan tertulis yang diterima detikJateng, Selasa (1/11/2022).
Untuk diketahui, Koordinator Relawan Koalisi Aktivis dan Milenial Indonesia untuk Ganjar Pranowo, Joko Priyoski sempat bikin geger karena mendoakan Jokowi menjadi Ketum PDIP. Ganjar juga mengaku tak pernah membentuk relawan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahwa relawan nanti akan berkontribusi, iya, tapi nanti, bukan sekarang. Nanti bisa kok, jadi jangan buat isu yang nggak baik," terangnya.
Ganjar pun mengaku tidak mengenal Joko Priyoski yang mendoakan Jokowi menjadi Ketum PDIP. Dia berharap kasus ini bisa menjadi pelajaran di kemudian hari.
"Sanksi apa, lha wong saya kenal saja tidak. Cuma saya baca di media katanya mereka sudah minta maaf. Menurut saya ya jangan diulangi dan jadi pembelajaran untuk yang lain," cetus dia.
Sebelumnya diberitakan, Koordinator relawan Koalisi Aktivis dan Milenial Indonesia untuk Ganjar Pranowo (Kami-Ganjar), Joko Priyoski, meminta maaf usai mendoakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Ketum PDIP 2024. Joko Priyoski meminta maaf karena doanya multitafsir, sehingga menimbulkan kegaduhan.
"Tapi saya heran bahasa mendoakan itu kenapa jadi ramai, jadi bikin saya bingung apa yang salah dari sebuah doa dan malah dianggap adu domba atau relawan siluman? Tuduhan itu seperti fitnah karena tidak ada niatan buruk apapun hanya mendoakan dan jika kemudian mendoakan hal tersebut dianggap salah saya minta maaf," kata Joko Priyoski kepada wartawan, seperti dilansir detikNews, Senin (31/10).
Joko mengaku melihat Ganjar sebagai sosok pemimpin dan mendeklarasikan dukungan kepada Ganjar. Di sisi lain, dia mengaku mendoakan Jokowi menjadi Ketum PDIP tanpa niatan memperkeruh suasana.
Dia pun meminta maaf jika ada pihak yang merasa tidak nyaman atau tersinggung dengan doa tersebut. Dia kembali menegaskan doa itu bukan berniat mengadu domba siapapun atau memperkeruh suasana.
"Jadi untuk pihak yang merasa tidak nyaman atau tersinggung dengan doa saya tersebut sekali lagi saya menyampaikan permohonan maaf agar tidak menjadi gaduh dan jangan lagi menjadi bola panas atau timbul kecurigaan negatif karena Allah Maha Tahu mendoakan agar estafet kepemimpinan nasional di 2024 bisa berlanjut demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat Indonesia," imbuhnya.
(ams/sip)