Staf Khusus Presiden RI Bidang Inovasi, Pendidikan dan Kewirausahaan, Billy Mambrasar, mengatakan anak muda Indonesia saat ini jumlahnya mencapai 187 juta jiwa. Tetapi hanya 11 persen anak muda yang masuk perguruan tinggi.
Menurut pendapatnya, anak muda di Indonesia hanya lulusan SMP dan SMA. Hanya sedikit yang masuk ke perguruan tinggi. Oleh karena itu ia menyampaikan tentang program Indonesia Emas 2045.
"Ada pekerjaan rumah besar kita untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju. Jika tidak diselesaikan maka program Indonesia Emas 2045 tidak akan tercapai," kata pria lulusan master dari Universitas Harvard ini, dikutip dari laman resmi UGM, Senin (31/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Billy menyampaikan bahwa ia memiliki program untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Program ini nantinya akan membangun pusat belajar non formal di daerah titik terluar dan daerah rawan konflik. Ia juga mau membangun program inovasi dan kewirausahaan di berbagai daerah supaya anak muda memiliki kemampuan wirausaha dan UMKM.
"Kami menamai tim kami Baper atau Bawa Perubahan, mendorong beberapa program. Target kami jadikan 2 juta petani milenial," kata Billy.
Selain itu, Billy juga bercerita bahwa ia tidak menyangka bisa menjadi staf khusus Presiden Joko Widodo. Ia pernah berjualan kue dan ikut ngamen saat kuliah S1 di ITB, bahkan Billy bergelut dalam dunia pendidikan dengan mendirikan yayasan anak Kitong Bisa yang bergerak untuk meningkatkan akses pendidikan anak Papua ke jenjang perguruan tinggi.
"Kita memberikan beasiswa kepada anak muda yang berbakat," ujar Billy.
Sementara itu, staf khusus Menteri Sekretaris Negara, Faldo Maldini, juga menyampaikan kepada mahasiswa untuk menekuni minat dan bakat yang disukainya. Menurutnya, minat dan bakat yang ditekuni saat ini bisa menjadi pekerjaan di masa mendatang.
Ia juga menyampaikan bahwa dunia di masa depan penuh dengan ketidakpastian soal profesi di tengah perkembangan disrupsi teknologi. Menurut Faldo, kesukaan yang kita lakukan saat ini bisa membawa kita menuju masa depan yang lebih baik.
"Dunia hari ini membutuhkan passion yang kita suka," kata Faldo.
"Ketidakpastian di masa depan makin memperkuat apa yang kita sukai hari ini," sambungnya.
(rih/dil)