Gedung Sekolah Terisolir Longsor Banjarnegara, Siswa Belajar di TPQ-Rumah

Gedung Sekolah Terisolir Longsor Banjarnegara, Siswa Belajar di TPQ-Rumah

Uje Hartono - detikJateng
Kamis, 27 Okt 2022 19:00 WIB
Gedung TPQ yang digunakan untuk belajar mengajar MI Maarif Desa Suwidak, Banjarnegara.
Gedung TPQ yang digunakan untuk belajar mengajar MI Ma'arif Desa Suwidak, Banjarnegara. Foto: Uje Hartono/detikJateng
Banjarnegara -

Bencana tanah longsor di Desa Bantar, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah, mengakibatkan akses jalan antardesa putus total. Akibatnya, tiga dusun di Desa Suwidak, Kecamatan Wanayasa, terisolir.

Ketiganya yakni Dusun Ngaliyan, Selamanik, dan Kerobokan. Tidak hanya rumah warga, kantor pemerintah dan gedung sekolah dasar serta madrasah pun ikut terisolir.

Dengan kondisi tersebut, pihak sekolah memanfaatkan rumah warga dan gedung TPQ untuk kegiatan belajar mengajar. Salah satunya adalah MI Ma'arif Desa Suwidak. Mereka memanfaatkan gedung TPQ untuk belajar mengajar siswa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami terpaksa untuk kegiatan belajar mengajar siswa di sini (gedung TPQ). Karena sebagian siswa itu tidak terisolir, tetapi akhirnya tidak bisa ke sekolah. Karena sekolahannya kami itu terisolir," terang Sueni, salah satu guru di MI Ma'arif Desa Suwidak saat ditemui usai mengajar, Kamis (27/10/2022).

Sedangkan siswa yang rumahnya ikut terisolir, kegiatan belajar mengajar dilakukan di gedung sekolah seperti biasa. Sebab, putusnya akses membuat para siswa sulit jika harus datang ke sekolah untuk kegiatan belajar mengajar.

ADVERTISEMENT

"Untuk yang belajar di TPQ ada 35 anak. Itu dari berbagai kelas. Pokoknya yang tidak bisa ke sekolah karena akses jalan putus," ujarnya.

Gedung TPQ yang digunakan untuk belajar mengajar MI Ma'arif Desa Suwidak, Banjarnegara.Gedung TPQ yang digunakan untuk belajar mengajar MI Ma'arif Desa Suwidak, Banjarnegara. Foto: Uje Hartono/detikJateng

Meski dalam kondisi bencana tanah longsor, pihaknya tidak mau meliburkan siswanya. Karena siswa nanti bisa tertinggal semua pelajaran.

"Sekolah lain saja tidak libur kalau ini libur kasihan siswa jadi ketinggalan pelajaran," kata dia.

Sementara itu, Kepala Desa Suwidak Rip Santoso mengatakan ada tiga dusun yang saat ini masih terisolir. Dari tiga dusun tersebut ada 1.000 jiwa dari 312 KK. Selain itu ada kantor pemerintahan dan sekolahan.

"Ada SD, MI dan kantor pemerintah desa, itu juga terisolir. Kalau warga ada 1.000 jiwa dari 312 KK," sebutnya.

Sementara untuk kegiatan belajar mengajar, ada yang dilakukan di TPQ dan sebagian di rumah warga. Sebab, jika dipaksakan jalan kaki melalui perkebunan, justru akan membahayakan anak.

"Sementara di rumah warga, ada juga di TPQ. Agar tidak membahayakan anak. Sebenarnya ada jalan, tapi jalan kaki tapi membahayakan untuk anak," tambahnya.




(rih/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads