Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdatul Ulama (LKKNU) Kabupaten Kudus membuka layanan mencari jodoh untuk orang yang sedang mencari pasangan. Bagaimana cara mendaftarnya?
Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdatul Ulama (LKKNU) Kabupaten Kudus, Sutejo, mengatakan pihaknya membuka dua advokasi yaitu soal keluarga kemaslahatan dan biro jodoh. Tujuannya memberikan solusi kepada masyarakat soal pranikah dan pascanikah.
"Kemarin LKKNU Kudus melaunching kaitan dengan program pertama advokasi keluarga maslahat dan kedua advokasi biro jodoh," kata Sutejo yang juga merupakan Anggota DPRD Kudus saat dihubungi detikJateng via telepon, Rabu (26/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini termasuk lembaga di bawah naungan PCNU Kabupaten Kudus, tujuannya keluarga masyarakat Kudus ini betul-betul LKKNU, bisa mewarnai bisa memberikan solusi berkaitan dengan pranikah dan setelah nikah," Sutejo mengimbuhkan.
Sutejo menjelaskan, ada beberapa syarat untuk mendaftar program biro jodoh tersebut. Mulai dari KTP, kartu keluarga, ijazah terakhir, hingga surat kematian jika yang mendaftar seorang janda ataupun duda. Pihaknya menjamin kerahasiaan identitas para pendaftar biro jodoh.
"Kemudian nanti pengisian formulir ada data diri, bekerja di mana. Misalnya yang janda anaknya berapa, itu nanti pada pengisian formulir," ujar dia.
Pendaftar bisa menghubungi call center atau datang langsung ke Ponpes Assaidiyah, Desa Kirik, Kecamatan Mejobo. "Call center 08136679383 dan 081228050027 atau link pendaftaran https://bit.ly/golekgarwoku," lanjut Sutejo.
Sutejo melanjutkan, pendaftar nanti akan diverifikasi lebih lanjut. Pihaknya pun akan menggagalkan pendaftar jika diketahui memalsukan identitasnya.
"Nanti tim biro jodoh bisa menggagalkan pencari jodoh kalau data yang disampaikan tidak sesuai. Harus ada kejujuran data dirinya, misalnya sebagai mencari jodoh, misal pekerjaan pegawai PLN, disampaikan direktur apa tidak sesuai, tidak memenuhi. Kita tidak mau berjalan setelah menikah data diri yang tidak benar," jelasnya.
Sejak diluncurkan pada Selasa (25/10) kemarin, kata Sutejo, sudah ada 40 orang pendaftar di advokasi biro jodoh tersebut. "Sampai hari ini ada 40 orang. Tidak kalah penting kami merahasiakan data diri pendaftar pencari jodoh," pungkas Sutejo.
(dil/sip)