"Coba nanti tak delok e ya, tak takon-takon Pak Eri juga (coba nanti tak lihat, tak tanya-tanya ke Pak Eri juga Wali Kota Surabaya), bagus ya, itu ide bagus," kata Gibran di Balai Kota Solo, Selasa (25/10/2022).
Gibran menyebut materi pelajaran di sekolah saat ini sudah full day. Kemudian masih ditambah dengan adanya les sehingga membuat siswa kelelahan.
"Cah-cah saiki wes mulih jam semono kan wes kesel kan, masih ngerjain PR, tambah les juga anak-anak stres juga (Anak-anak sekarang sudah pulang jam segitu kan sudah capek, masih mengerjakan PR, ditambah les juga anak-anak bisa stres)," ucap Gibran.
Suami dari Selvi Ananda itu mengaku akan berkomunikasi dengan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi terkait implementasi pembelajaran tersebut. Gibran pun berencana akan menerapkan kebijakan serupa di Solo.
"Coba ya, kalau di sana jalan bisa ikut, itu contoh yang baik dan saya coba nanti, kalau orang tua murid setuju maupun siswa setuju ya kenapa nggak kita pilih," sebut Gibran.
Gibran berpendapat pembelajaran seharusnya seimbang dengan bakat yang dimiliki siswa. Dia lalu mencontohkan anaknya Jan Ethes yang belajar dari pagi hingga siang dan memberikan kebebasan saat akhir pekan.
"Yo seng balance wae kalau menurut saya, misal seumuran anakku, yo les yo perlu kalau sekolah sampai jam 1 siang, kalau anak mau main ya main aja kalau Sabtu Minggu main sama basket, kudu balance, mesakke nek sinau terus, les terus (Ya yang seimbang saja kalau menurut saya, misal seumuran anakku, les ya perlu, kalau sekolah sampai jam 1 siang kalau anak mau main ya main saja. Kalau Sabtu Minggu main sama basket, harus seimbang, kasihan kalau belajar terus, les terus)," jelasnya.
"Bocahe (anak) kan punya ketertarikan di olahraga atau apa, itu harus kita perhatikan juga. Nek sekolah terus yo mesakke (kasihan), apalagi ketembahan-ketambahan PR ya banyak," lanjut dia.
(ams/ahr)